Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satria Bertahan Hidup di Jakarta, Pernah Jadi Petugas SPBU hingga Penagih Utang

Kompas.com - 29/06/2023, 08:21 WIB
Nabilla Ramadhian,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar masyarakat menganggap DKI Jakarta yang baru berulang tahun ke-496 pada 22 Juni 2023 ini menawarkan banyak peluang untuk mencari pekerjaan.

Oleh sebab itu, banyak orang menggantungkan nasib di Ibu Kota. Bahkan, ada yang rela merantau lintas pulau hanya untuk bekerja di Jakarta.

Beberapa orang mungkin mengira, warga yang lahir dan tinggal di Jakarta memiliki peluang yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan impian.

Nyatanya, mereka pun sama seperti masyarakat pendatang. Mereka masih harus saling bersaing satu sama lain. Setidaknya, inilah yang dirasakan oleh Satria (26).

Baca juga: Tukang Siomay di Gatsu Ini Sebal dengan Macet Jakarta: Pemerintah Harus Kerja Keras!

Warga Cakung, Jakarta Timur, ini mengatakan, perjalanan kariernya cukup panjang sampai akhirnya mendapatkan pekerjaannya saat ini sebagai salah satu pengelola RPTRA Komarudin.

"Pengalaman saya cari kerja di kota kelahiran sendiri sih susah-susah gampang, kembali lagi ke rezeki. Pertama kali coba lamar itu di SPBU jadi operator. Ini saja banyak pesaingnya, tapi alhamdulillah saya lolos tes," ucap dia di RPTRA Komarudin, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (27/6/2023).

Satria tidak menampik, beberapa orang masih memandang sebelah mata profesi operator atau tukang ngisi bensin di SPBU.

Namun, selama pekerjaan itu halal, Satria tidak ambil pusing. Ia akan bekerja sepenuh hati demi mendapat penghasilan.

Setelah bekerja sebagai operator SPBU di Jakarta Timur, ia mencoba peruntungan sebagai jasa pengisian uang tunai di ATM di Jakarta Barat.

Baca juga: Suka Duka Sarno Gantungkan Hidup dari Berjualan Somay di Jakarta, dari Bujangan hingga Punya Cucu

Satria juga pernah bekerja sebagai staf rekam medis di suatu rumah sakit, bahkan menjadi debt collector.

"Jadi debt collector sekitar 2016 atau 2017 karena diajak teman. Kebetulan sempat nganggur, jadi diajak lamar ke sana," terang Satria.

 

Menjadi debt collector

Satria menceritakan pengalamannya saat menjadi seorang penagih utang atau debt collector.

Ia ditugaskan untuk menagih orang-orang yang telat membayar utang selama dua bulan.

Cara kerjanya, Satria akan menyambangi alamat orang-orang yang berutang yang tertera dalam sebuah catatan dari perusahaannya.

"Saya sendiri, akan ajak ngomong baik-baik dulu, kayak, "Gimana nih pak/bu, belum dibayar-bayar?'. Menurut saya, menghadapi orang-orang itu enggak bisa langsung dikerasin, harus baik-baik dulu," tutur dia.

Baca juga: HUT Ke-496 Jakarta, Pedagang Kaki Lima Harapkan Ibu Kota Tanpa Premanisme

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com