Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laskar NKRI Protes Polisi Hanya Sebut Korban Bentrokan Cilincing Hanya Dua: 12 Anggota Kami Luka

Kompas.com - 29/06/2023, 10:35 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris LSM Laskar NKRI DKI Jakarta, Farid Abdul Rahman mempertanyakan pihak polisi yang hanya menyebut dua korban akibat bentrokan di Cilincing, Jakarta Utara pada Jumat (23/6/2023).

Padahal, anggota LSM Laskar NKRI saja terhitung sebanyak 12 orang mengalami luka-luka dan patah tulang.

"Jadi, untuk korban luka-luka dan patah tulang, itu ada 12 orang dari Laskar NKRI. Kaki sama di tulang rusuk sebelah kiri," ungkap Farid saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/6/2023). 

Baca juga: Soal Bentrokan di Cilincing, Laskar NKRI: Kadatangan Kami Hanya untuk Mediasi

Farid menyampaikan, cedera patah tulang dari anggota Laskar NKRI ini berasal dari benturan benda tumpul.

"Karena di sana itu mereka sudah pakai tongkat baseball, pakai pipa besi, pakai martil bogem itu yang besar, pakai samurai, pakai parang, pakai pisau," tutur Farid.

Oleh karena itu, suasana bentrokan saat peristiwa berlangsung disebut Farid sangat mencekam.

"Untungnya kami hanya bertahan. Dan kami sudah memberitahukan ketika teman teman di lapangan, ketika terjadi itu, jangan ada yang melawan, kami hanya bertahan saja dan mundur agar tidak terjadi bentrokan yang lebih parah," kata Farid.

Diberitakan sebelumnya, terjadi bentrokan di area PT. Dwijayatek Adigemilang, Jalan Cakung Cilincing Raya, Sember Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (23/6/2023).

Baca juga: Anggota LSM Bentrok dengan Sekuriti Perusahaan di Cilincing, Belum Ada Pelaku yang Ditangkap

Kapolsek Cilincing Kompol Haris Akhmat Basuki mengungkapkan bahwa ada dua korban yang mengalami luka robek atas bentrokan tersebut.

"Untuk korban, informasinya ada dua orang yang dirawat dan sedang diambil tindakan secara medis oleh pihak rumah sakit," imbuh Haris saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (23/6/2023).

Saat ditanya korban ini mengalami luka apa, dia ketika belum bisa memastikan. Tetapi, itu adalah luka robek.

"Lukanya luka robek. Robeknya seperti apa, nanti dari hasil visum akan disampaikan apakah akibat dari benda tumpul atau benda tajam," tutur Haris.

Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh mengungkapkan, bentrokan melibatkan kelompok massa yang menggunakan LSM Laskar NKRI dengan kelompok pengamanan internal yang dipercayakan untuk melakukan pengamanan di area perusahaan.

Baca juga: Terungkapnya Bentrokan di Cilincing, Pecah karena Disulut Sengketa Lahan

Peristiwa diawali dengan kedatangan tujuh kendaraan roda empat berisi sejumlah orang menggunakan atribut LSM Laskar NKRI ke kawasan perusahaan itu.

“(Mereka) memaksa masuk ke dalam area (perusahaan), sehingga terjadi saling pukul antara kedua kelompok tersebut,” ucap Iverson saat dikonfirmasi pada Senin (26/6/2023).

Untuk diketahui, Haris juga sempat mengungkapkan bahwa bentrokan ini dipicu karena adanya sengketa lahan yang di atasnya berdiri perusahaan PT. Dwijayatek Adigemilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com