Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengemudi Ojol Penderita Diabetes Berjuang Cari Nafkah demi Anak yang Idap Thalasemia

Kompas.com - 04/07/2023, 13:37 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Teriknya sinar matahari dan runyamnya kemacetan jalanan tak menyurutkan semangat Fajar (32) untuk mencari nafkah sebagai pengemudi ojek online demi anaknya, Fikar (3), yang menderita penyakit thalasemia atau kelainan darah.

Pengemudi ojek online yang tinggal di Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi menceritakan perjuangannya mengais rezeki di jalanan.

Sebelum bercerita panjang lebar, Fajar lebih dulu mengaku bahwa dirinya mengidap diabetes tipe 2 sejak usia 25 tahun. Karena itu, Fajar mudah merasa lelah.

"Saya ojek dari pagi terus pulangnya sore. Saya itu enggak bisa ngojek lama-lama juga karena saya juga punya penyakit diabetes, paru-paru sudah kena," kata Fajar saat dihubungi Kompas.com, dikutip Selasa (4/7/2023).

Baca juga: Pemkot Bogor Wujudkan Mimpi Anak-anak Penderita Thalasemia lewat Me-Time

Update : Kompas.com menggalang bantuan untuk kisah perjuangan pengemudi ojol untuk menyelamatkan sang anak. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini

Karena kondisinya itu, Fajar tidak bisa berlama-lama bekerja mengantar penumpang ataupun barang dari pagi hingga malam.

Cobaan lain tidak berenti sampai di situ, Fajar juga harus bergantian dengan sang istri untuk menjaga Fikar, buah hati mereka yang terkena penyakit thalasemia.

"Jadi saya enggak bisa ngojek full. Kadang-kadang anak rewel yang kecil kalau sakit. Istri juga enggak sanggup kalau harus jagain sendiri," ucapnya.

Kata Fajar, anaknya kini lebih sering sakit. Jika mulai ada tanda-tanda lemas dan pucat, Fikar harus segera tranfusi darah di rumah sakit.

"Dia kan sakit-sakitan, sembuhnya itu enggak lama, nanti seminggu lagi sakit, paling lama itu cuma sebulan dia sehat," tutur dia.

Baca juga: 6 Bahaya Thalasemia yang Perlu Diwaspadai

Fajar menuturkan, jalan satu-satunya pengobatan sang anak hanya dengan transfusi yang dilakukan seumur hidup.

"Jadi obatnya itu transfusi doang di rumah sakit. Satu-satunya jalan itu memang transfusi saja sampai sampai tua ya, sampai seumur hidup," ujarnya.

Fajar merasa bersyukur biaya pengobatan ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Namun, kata Fajar, sering kali ada kebutuhan mendesak yang mengharuskan dia membayar biaya rumah sakit.

Padahal, penghasilan Fajar sebagai pengemudi ojek online hanya Rp 100.000 dalam sehari.

"Kalau sehari itu kadang dapat Rp 100.000 saja itu sudah bersyukur banget, tahun lalu itu masih dapat Rp 150.000 sebelum anak sakit," ucap Fajar.

Update : Kompas.com menggalang bantuan untuk kisah perjuangan pengemudi ojol untuk menyelamatkan sang anak. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com