Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Pertanyakan Kenapa Rumah Panggung di Kapuk Muara Baru Dipermasalahkan Setelah Belasan Tahun

Kompas.com - 05/07/2023, 12:03 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 17/RW 04 Kelurahan Kapuk Muara, Syafrudin (54) mempertanyakan kenapa pihak lain baru mempermasalahkan deretan pemukiman rumah panggung di wilayahnya setelah belasan tahun.

Syafrudin menjelaskan, sejak pertama kali warga mendirikan rumah panggung di atas rawa-rawa pada 2001, tidak ada yang menegur atau komplain.

"Nah, tahun 2011 baru muncul. Karena sudah lama. Itu sudah cukup lama, bukan sebentar. Kecuali sehari atau dua hari, baru. Nah ini sudah 10 tahun, baru muncul. Kenapa?" tanya Syafrudin saat ditemui di Kantor RW 04, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pads Selasa (4/7/2023).

"Kalau memang dia merasa memiliki tanah itu, kenapa dari awal yang sedangkan tanah itu hektare, tidak dijaga? Tidak ditunggu? Tidak dipatok? Tidak dikasih plang? Enggak ada," kata Syafrudin.

Baca juga: Duduk Perkara Sampah di Kolong Rumah Kapuk Muara hingga Mencuat Polemik Tanah Sengketa

Jika hal tersebut dilakukan oleh pemilik tanah saat warga pertama kali mendirikan rumah panggung di atas rawa, maka polemik sengketa lahan tidak akan pernah terjadi.

Syafrudin menyebut, perkara sengketa lahan ini masih bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara sejak masuk meja hijau pada 2012.

Saat ditanya berapa nomor perkara kasus sengketa lahan ini di PN Jakarta Utara, Syafrudin mengaku tidak menghafalnya karena warga menyerahkan kasus ini kepada lembaga bantuan hukum (LBH).

Tetapi, Syafrudin memastikan bahwa pihak lain yang disebut sebagai pemilik lahan merupakan perseorangan, bukan perusahaan.

"Kalau di tempat saya itu semuanya enam orang. Tapi semuanya disuruh membuktikan ininya, itu enggak bisa membuktikan secara mendetail. Dasar kepemilikannya itu masih ada kejanggalan-kejanggalan," tutur Syafrudin.

Baca juga: Sampah di Kolong Rumah Kapuk Muara Setebal Satu Meter, Ketua RT: Diangkut Ratusan Mobil Juga Enggak Bisa

Pria yang akrab disapa Udin itu mengakui, warga memang tidak mempunyai bukti kepemilikan seperti sertifikat dan surat izin mendirikan bangunan (IMB).

Oleh karena itu, dia juga mengakui bahwa tanah di wilayahnya ini merupakan lahan sengketa.

Namun demikian, bukan hanya RT 017 saja. Tanah yang bersengketa mulai dari RT 011 hingga RT 017 yang diperkirakan luasnya mencapai 7,5 hektare.

"Itu masih sengketa. Jadi tanah itu sengketa semua. Dari RT 011 sampai RT 017, itu sengketa. Jadi, lokasinya itu 7,5 hektare," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Lurah Kapuk Muara Yason Simanjuntak mengonfirmasi bahwa warga yang berkediaman di wilayah RT 017/RW 04 merupakan permukiman liar.

"Itu daerah grey area, tanah orang dikuasai warga," kata Yason saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (28/6/2023).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com