JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Kelapa Gading Barat, Maulana (53), menumpahkan keluh kesahnya yang dialami selama hampir dua tahun terakhir.
Ia mengeluhkan perilaku atasannya yang meminjam uang ke sejumlah anggota PPSU Kelapa Gading Barat, penggunaan data pribadi untuk pinjol, dan dugaan pemaksaan mengikuti peminjaman uang di sebuah koperasi.
Semua bermula pada Januari 2022.
Maulana dan rekan kerjanya yang lain mendapatkan pesan dari atasannya langsung, sebut saja B, tentang permintaan uang dari seorang kepala seksi, sebut saja A.
Baca juga: Anggota PPSU di Kelapa Gading Barat Diduga Dipaksa Atasan Pinjam Jutaan Rupiah ke Koperasi
"(Anggota PPSU) Yang bermasalah sama yang tidak bermasalah, itu minta dana. Awalnya (bilangnya) pinjam (uang)," ungkap Maulana saat ditemui di pinggir Danau Cincin, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Rabu (5/7/2023).
Ada perbedaan nilai yang dipinjam antara Maulana dan beberapa rekan lain. Petugas yang dianggap kinerjanya bermasalah dimintai uang lebih besar.
"(Anggota PPSU yang bermasalah) itu ibaratnya yang nilainya jelek, yang sudah dilingkari sama Kasi (A). Itu (diminta pinjaman) Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Yang enggak bermasalah, Rp 1 juta. Nah, saya Rp 1 juta," imbuh dia.
Meski awalnya terkejut, dia bersama rekan kerja yang lain akhirnya memberikan uang pinjaman kepada atasannya itu. Pemikiran mereka pada saat itu, uang juga akan kembali.
Maulana menyampaikan, jumlah anggota PPSU Kelapa Gading Barat sebanyak 184 orang. Saat ditanya apakah semuanya dimintai pinjaman, dia membantahnya.
"Yang (anggota PPSU) bawaan Lurah, enggak. Kan ada bawaan Lurah, ada bawaan staf, itu enggak dimintain," tutur dia.
Kendati demikian, Maulana memperkirakan ada 100 anggota PPSU Kelapa Gading Barat yang dimintai pinjaman.
Selang beberapa bulan kemudian, atasannya memanggil anggota PPSU secara per regu ke sebuah aula di Lantai II Kantor Kelurahan Kelapa Gading Barat.
Maulana dan teman satu regunya menghadap kedua atasannya itu secara bergantian.
Saat itu, mereka diminta meminjam dana melalui sebuah aplikasi pinjaman online.
"Kita kan per zona, disuruh naik ke atas. Dimintai data untuk pengajuan Kredivo. (Saya juga) sempat (dimintai data). Cuma, Kredivo saya ditolak. 'Pak, enggak bisa', ya sudah," ujar Maulana.