Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Juru Parkir Liar Masih Berkeliaran di Blok M Square meski Sudah Ada yang Ditangkap

Kompas.com - 08/07/2023, 13:57 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Pengelola Perparkiran (UPP) Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengaku telah menindak sejumlah juru parkir (jukir) liar di kawasan Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu (5/7/2023).

Penindakan itu dilakukan buntut sejumlah pengunjung Blok M Square yang keberatan harus membayar parkir dua kali, yakni parkir tarif resmi di pintu keluar dan untuk jukir liar.

"Kemaren Rabu dari UP Parkir sendiri sudah melakukan sidak ke sana menangkap jukir liarnya," ungkap Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Bernard Pasaribu saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (7/7/2023).

Jukir liar masih berkeliaran

Baca juga: Katanya Sudah Ditangkap, Jukir Liar Masih Terlihat di Blok M Square

Meski telah ditangkap, ternyata masih ada banyak jukir liar yang berkeliaran di kawasan Blok M Square.

Pantauan Kompas.com pada Jumat sore kemarin, sejumlah jukir liar tampak santai bekerja menarik uang parkir dari pengunjung yang membawa kendaraan.

Mereka mengatur sepeda motor, sambil sesekali menarik dan mengeluarkan motor dari deretan parkir. Lembaran uang Rp 2.000 dan Rp 5.000 berada di tangan.

Para jukir ini terpantau beroperasi di depan Circle K, Filosofi Kopi, dan di lahan samping Blok M Square sisi Jalan Melawai.

Baca juga: Nasib Apes Jukir Nakal di Blok M Square: Dipecat dan Ditangkap Polisi gara-gara Pungut Tarif Parkir Dua Kali

Mereka beraktivitas seperti biasa, seakan tak ada larangan bagi mereka untuk menarik tarif parkir.

Hanya bayar parkir sekali

Bernard menegaskan, pengunjung Blok M Square hanya perlu membayar parkir satu kali saja, yakni saat keluar dari portal menggunakan karcis resmi sesuai tarif yang tertera.

"Pembayaran parkir itu sebenarnya cuma satu, pada saat pintu masuk saja. Saat di lokasi parkirnya sendiri itu tidak ada (pembayaran). Itu hanya oknum-oknum tertentu saja," kata Bernard.

Menurut Bernard, penarikan biaya parkir sebanyak dua kali di satu tempat tidaklah dibenarkan.

Baca juga: Dishub Jaksel Tegaskan Parkir di Kawasan Blok M Square Bayar Satu Kali

Sekalipun ada jukir yang menarik-narik dan mengatur motor seolah membantu pengunjung, mereka tidak boleh diberikan upah.

"Di mana-mana enggak boleh gitu, kalau udah ada penarikan di pintu masuk, apalagi tempat usaha besar gitu kan udah pakai gate otomatis, nah itu kan udah termasuk sewa parkirnya di situ. Kalaupun di dalam ada yang mengatur parkir, dia tidak berhak untuk meminta (uang) parkir lagi," ucap Bernard.

"Seperti narik-narik motor supaya bantuin itu sebenarnya dia udah berharap dapatin upah lagi untuk parkir, udah enggak boleh begitu," sambung dia.

Videokan dan laporkan jukir nakal

Lebih lanjut, Bernard mempersilakan masyarakat yang menemukan jukir liar di Blok M Square untuk melapor.

Baca juga: Warga Diminta Videokan dan Lapor ke Dishub jika Lihat Jukir Nakal di Blok M Square

Apalagi jika mendapat tindakan yang kurang menyenangkan seperti dimintai ongkos parkir di luar tarif resmi.

"Untuk masyarakat yang menemukan ini bisa memvideokan dan adukan ke saya (Dishub Jakarta Selatan). Kalau perlu (sertakan) titik lokasinya di mana, nanti ditindaklanjuti, saya sounding ke UP parkir," tutur Bernard.

(Penulis: Wasti Samaria Simangungsong | Editor: Ihsanuddin, Jessi Carina).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com