Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Susun Akuarium Problematik: Satu Blok Hunian Belum Dibangun, Dua Blok Lain Belum Bersertifikat

Kompas.com - 17/07/2023, 06:42 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak digusur pada 2016 lalu, nasib hunian para warga eks-Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, hingga saat ini masih belum jelas.

Hal tersebut dikarenakan kelindan masalah pada Kampung Susun Akuarium, yang digadang jadi tempat relokasi para warga terdampak penggusuran, tak kunjung terurai.

Dari lima blok hunian yang disiapkan dalam Kampung Susun Akuarium, baru dua blok yang pembangunannya sudah tuntas dan ditempati warga, yaitu Blok B dan D.

Dua blok lain yakni Blok A dan C belum bisa dihuni karena persoalan administrasi. Sementara satu blok lagi, yaitu Blok E, masih belum dibangun.

Baca juga: Blok A dan C Kampung Susun Akuarium Belum Bisa Dihuni, Ini Kata DPRKP DKI

Masih cari pendanaan

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Retno Sulistyaningrum, mengakui Pemprov DKI masih masih mencari sumber dana untuk membangun Blok E Kampung Susun Akuarium.

"Sedang kami koordinasikan terkait dengan pembiayaannya, lagi berproses. Kami sedang mencarikan sumber dana," tutur dia.

Setelah itu, DPRKP DKI baru akan melelang jasa konstruksi pembangunan Blok E Kampung Akuarium.

Dalam kesempatan tersebut, Retno meminta maaf karena pembangunan Blok E hunian itu bertambah larut.

Baca juga: Selain Jadi Hunian Warga, Ada Unit Kosong di Kampung Susun Akuarium yang Dijadikan Guest House

"Sedang kami upayakan, mohon maaf, semuanya butuh proses, butuh waktu. Sekarang sedang kami upayakan untuk penyelesaiannya," kata Retno.

Disinggung Anies

Kabar belum dibangunnya Blok E Kampung Susun Bayam disinggung calon presiden (capres) dari Partai Nasdem, sekaligus mantan Gubernur DKI, Anies Baswedan.

Dalam kunjungannya ke Kampung Susun Akuarium pada Jumat (14/7/2023), Anies menyampaikan harapannya agar persoalan Kampung Susun Akuarium tidak dibiarkan berlarut-larut.

"Dari lima blok Kampung Susun Akuarium, dua blok yang pembangunannya sudah tuntas dan sudah ditempati warga, yaitu Blok B dan D," ujarnya.

Baca juga: Warga Kampung Susun Akuarium Masih Dapat Subsidi untuk Biaya Fasum dari Pemprov DKI

"Blok A dan C yang belum bisa dihuni karena persoalan administrasi. Satu blok lagi, yaitu Blok E, masih belum selesai karena sedang proses pengerjaan," lanjutnya.

Belum bersertifikat laik fungsi.

Sementara itu, Retno menjelaskan bahwa Blok A dan C Kampung Susun Akuarium, belum bisa dihuni karena belum memiliki sertifikat laik fungsi (SLF).

"Setelah SLF (Blok A dan C Kampung Susun Akuarium) terbit, sudah pasti nanti kami upayakan untuk penghuniannya," kata Retno melalui sambungan telepon, Minggu (16/7/2023).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com