Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Ada Situasi Darurat, Warga Minta Pelintasan Liar di Rawa Indah Tidak Ditutup

Kompas.com - 21/07/2023, 10:49 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rawa Indah Citayam, Depok berharap pelintasan sebidang kereta di Jalan Rawa Indah tidak ditutup permanen oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).

Menurut mereka, jalur tersebut sudah menjadi jalan utama untuk mobilitas sehari-hari. Mereka khawatir jika ada peristiwa darurat misalnya persalinan atau kebakaran, proses evakuasi akan terlambat. 

"Takutnya nanti seumpamanya ada warga sakit kan perlu motong jalan, jadi biar enggak mutar. Selain lewat sini kan jadi jauh mutarnya, ke Pondok Terong. Terus satu lagi Rawa Genih sana lewat Lippo jauh mutar sekitar dua kilometer," kata salah satu warga bernama Suhandi (63) di lokasi, Kamis (20/7/2023).

Baca juga: Sempat Dibongkar Warga, Tiang Beton Pelintasan Kereta di Rawa Indah Citayam Kini Dipasang Lagi

Hal serupa juga disampaikan penjaga perlintasan bernama Maman (59). Menurut dia jika lintasan ditutup permanen, warga Rawa Indah akan jauh memutar jalan.

"Kasihan warga di dalam yang sakit, orang bersalin, pemadam kebakaran, kita ke situ aja positifnya. Orang mau lahiran harus mutar jauh, keburu lahiran orangnya. Takut ada masalah di dalam," ujar Maman kepada Kompas.com.

Diberitakan sebelumnya, pada Jumat (16/6/2023), pelintasan sebidang di Jalan Raya Rawa Indah ini sempat ditutup dengan tiang beton oleh PT KAI Daop 1 setelah peristiwa tabrakan antara angkot dan KAI Commuter Line No.1187 relasi Bogor-Jakarta Kota.

Namun, Maman mengatakan semua tiang itu dibongkar oleh warga pada Sabtu (15/7/2023) lalu. Lalu, tiang dipasang kembali oleh DJKA pada Senin (17/7/2023) sore.

Baca juga: Angkot Tertabrak KRL, PT KAI: Perlintasan Liar di Jalan Raya Rawa Indah Depok Ditutup

Awalnya ada empat tiang di masing-masing sisi. Namun pantauan Kompas.com di lokasi, Kamis (20/7/2023) kini hanya ada satu tiang beton saja di pembatas luar dan dua tiang beton di pembatas dalam menuju perkampungan.

"Sabtu kemarin dibongkar, kan bekas bongkaran tiangnya masih basah jadi ditaruh pohon pisang buat penghalang, eh Senin sorenya tiang dipasang sama DJKA, enggak tahu juga kenapa jumlah tiang (yang dipasang) jadi berkurang, mungkin biar motor enggak susah lewatnya, kan kalau empat (tiang) kan susah," ujar Maman kepada Kompas.com dalam kesempatan serupa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com