JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah reyot Dyah Aristi Kusuma Putri (42) yang penuh puing di wilayah Jakarta Utara sempat dijadikan tempat perkumpulan muda mudi untuk hal negatif.
Hal tersebut diungkapkan Ramlah Harahap (74), eks Ketua RT 014/RW 015 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara saat diwawancarai pada Senin (24/7/2023).
Sebagai informasi, Putri merupakan anak tunggal yang hidup sebatang kara di rumah reyot penuh puing di Jalan Mayangsari III, Blok E-13, RT 014/RW 15, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.
Dia hidup di rumah itu tanpa adanya aliran listrik.
"Soal untuk berbuat mesum, saya tidak melihat, tapi memang mereka ada kumpul-kumpul di situ, laki dan perempuan," ungkap Ramlah.
Baca juga: Kisah Putri, Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Tanpa Listrik dan Penuh Puing di Jakut
Mengetahui hal tersebut, akhirnya Ramlah melapor ke polisi setempat untuk ditindaklanjuti. Alhasil, muda mudi tersebut digelandang ke kantor polisi.
"Sempat pikir. Ya narkoba atau apa gitu ya anak-anak kayak gitu, tapi kan enggak pernah lihat. Nah, kalau siang-siang, mereka pada tiduran, jadi ramai-ramai," tuturnya.
Saat ditanya apakah Putri mengetahui tempat tinggalnya dimanfaatkan oleh muda mudi untuk hal negatif, Ramlah membenarkannya.
"Justru Mbak Putri itu tahu. Kan dia orangnya kayak gitu. Dia tuh, yang penting dikasih rokok ya, ya anak-anak di kumpul di situ, silakan saja," ucap Ramlah.
Setelah dia melaporkan ke pihak kepolisian, sudah tidak ada lagi muda mudi yang membuat perkumpulan di rumah Putri.
Diduga depresi
Ramla mengungkapkan bahwa Putri bertempat tinggal di rumah tersebut sejak 1984 bersama kedua orangtua dan seorang pembantu.
Putri yang merupakan anak tunggal ini masih berusia tiga tahun saat pertama kali pindah ke rumah itu.
“Awalnya biasa saja, dia normal. Kondisi rumah bagus. Mereka datang ke sini pada 1984, tapi direnovasi dulu sama ibunya. Putri saat itu usianya masih tiga tahun,” kata Ramlah.