Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Tangerang Selatan Terburuk di Indonesia pada Juli 2023

Kompas.com - 09/08/2023, 17:45 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Tangerang Selatan menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada Juli 2023. Hal ini diketahui berdasarkan catatan Nafas Indonesia, lembaga pemantau kualitas udara.

Dalam catatan terbaru yang dikeluarkan oleh Nafas, rata-rata polutan udara PM 2.5 di Tangerang Selatan pada Juli berada di angka 60 µg/m³ (mikrogram per meter kubik), naik dari 56 µg/m³.

Wilayah Serpong, Tangerang Selatan, berada di peringkat pertama kualitas udara terburuk dengan rata-rata PM 2.5 yang dihasilkan 80 µg/m³. Nafas menyatakan, kualitas udara tersebut tidak sehat untuk manusia.

Baca juga: Kualitas Udara di Ibu Kota Buruk, Heru Budi: Beban Jakarta Berat...

Sementara itu, urutan kedua ditempati oleh Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, dengan rata-rata PM 2.5 yang dihasilkan 79 µg/m³.

Kemudian, peringkat ketiga dan keempat ditempati oleh Parung Panjang, Bogor, dan Babakan, Tangerang Selatan, dengan masing-masing PM 2.5 yang dihasilkan 70 µg/m³.

Berdasarkan data Nafas, banyak wilayah di Jabodetabek yang mengalami peningkatan PM 2.5 pada Juli 2023. Polusi di setiap kota rata-rata meningkat 5-9 persen dari bulan sebelumnya.

Artinya, kualitas udara di banyak wilayah Jabodetabek semakin buruk.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Ini Penyebabnya Kata DLH DKI

Buruknya kualitas udara ini mengintai kesehatan warga, termasuk anak-anak.

Menurut Nafas Indonesia, menghirup udara buruk terus-menerus dalam jangka pendek bisa berefek ke otak, yakni bisa mengidap attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

ADHD adalah gangguan mental yang kerap kali dialami oleh anak-anak. Efek ini bahkan bisa terjadi sejak anak masih dalam kandungan.

Polusi udara juga menimbulkan masalah influenza dan rhinitis, juga bisa berefek pada jantung, paru-paru, dan penuaan dini.

Sementara itu, menghirup polusi udara buruk dalam jangka pendek bisa berefek ke otak, yakni alzheimer, parkinson, stroke. Bahaya lain yang juga mengintai yakni pneumonia, kanker paru-paru, dan penyumbatan darah.

Perempuan juga bisa melahirkan secara prematur jika terus-menerus menghirup udara buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com