JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi, Gang Gloria di Glodok, Jakarta Barat, selalu menjadi destinasi kuliner favorit para wisatawan di Ibu Kota yang gemar akan kentalnya nuansa khas Tionghoa.
Termasuk kedai kopi tradisional "Kopi Es Tak Kie" yang nyaris berusia satu abad ini.
Letaknya ada di sebelah kiri gang, jika masuk dari arah Stasiun Jakarta Kota. Kedai kopi ini bak menyatu dengan gerai kuliner lainnya dengan warna putih senada.
Jika kurang teliti, mungkin kamu akan melewatkan lokasi tersebut. Jadi, jalanlah perlahan, perhatikan satu per satu nama kios yang terpampang.
Baca juga: Pasang Surut Roti Gelora Bertahan dari Zaman ke Zaman, Pernah Bagikan Produk Gratis untuk Promosi
Ini kali pertama Kompas.com mengunjungi kedai kopi legendaris tersebut. Maka, setelah melihat plang "Kopi Es Tak Kie", seperti ada rasa senang menyeruak. Saya pun melangkah masuk.
Seorang wanita pertengahan 40-an langsung menyambut. "Mau pesan apa?" kata dia.
Pilihan saya pun terarah pada menu kopi susu dingin yang dibanderol Rp 22.000 segelasnya. Sembari menunggu pesanan tiba, saya berkeliling sebentar.
Rupanya kios ini terdiri atas dua gerai yang menyatu. Tidak banyak kursi di dalamnya. Ada sekitar 12 meja yang masing-masing dikelilingi empat buah kursi.
Nuansa di dalam pun terasa nyaman meski tidak ada pendingin ruangan. Perhatian saya tertuju pada satu sisi dinding yang penuh bingkai foto.
Baca juga: Aroma Roti Manis Menyeruak di Gang Obat Jatinegara, Berasal dari Toko Legendaris Gelora...
Di dalamnya ada tulisan-tulisan koran seputar Kopi Es Tak Kie yang diabadikan pemilik dalam beberapa bingkai kaca. Tak hanya itu, ada pula bingkai foto berisi gambar-gambar sejumlah tokoh nasional yang pernah mampir ke kedai ini.
Termasuk Presiden Joko Widodo pada beberapa kesempatan. Kemudian ada pula momen kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful. Serta sejumlah artis Ibu Kota, ada Ruben Onsu dan Ivan Gunawan.
Bergeser sedikit ke ruang satunya, pengunjung bisa melihat langsung dapur "Kopi Es Tak Kie" yang mengebul, menyiapkan pesanan.
Di atas etalase dapur ini, terpampang jelas tulisan Kopi Es Tak Kie, lengkap dengan aksara Mandarin-nya.
Baca juga: Roti Gelora, Bakery Jadul di Jatinegara yang Masih Bertahan Lebih dari Setengah Abad
Usai berkeliling, saya pun memilih duduk di salah satu kursi, sambil menyesap kopi susu dingin yang tersaji dalam sebuah gelas kaca rumahan yang bening.
Beruntung siang itu, saya bertemu Koh Ayauw, yakni generasi ketiga pemilik "Kopi Es Tak Kie" dan berbincang sejenak.