JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, mencatat tidak ada kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang signifikan, meski kualitas udara Jakarta buruk.
Kepala BLUD Puskesmas Kecamatan Tamansari dr Irma Sufriani mengatakan hal itu berdasarkan data sejak Januari hingga awal Agustus 2023.
"Berdasarkan jumlah data pasien ISPA di PKC Tamansari, alhamdulillah tidak terjadi peningkatan kasus (ISPA) yang signifikan," kata Irma saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Baca juga: Puskesmas di Pasar Minggu Paling Banyak Tangani Pasien ISPA sejak Awal 2023
Namun, Irma tidak memerinci data pasien ISPA yang tercatat di Puskesmas Tamansari. Dia hanya memastikan, tenaga kesehatan di puskesmas siap menangani pasien ISPA.
"Karena kami tidak ada peningkatan kasus yang signifikan, kami tidak ada persiapan khusus. Tetapi, kami tetap siap siaga untuk mengatasinya," jelas Irma.
Irma turut menjamin ketersediaan obat-obatan untuk pasien ISPA.
"Insya Allah (obat-obatan ISPA tercukupi), kalaupun kurang, kami kan BLUD bisa beli obat sendiri," imbuh dia.
Baca juga: Belum Ada Peningkatan Kasus ISPA di Jakbar meski Kualitas Udara Jakarta Buruk
Dihubungi secara terpisah, Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari mengatakan hal senada.
Erizon berujar, tidak ada kenaikan signifikan pada kasus ISPA di wilayahnya, berdasarkan data Januari-Juli 2023.
"Laporan bulanan sampai akhir Juli enggak ada perbedaan signifikan (kasus ISPA) dengan bulan-bulan sebelumnya," ujar Erizon.
Menurut Erizon, total ada 9.709 kasus ISPA dengan pasien berusia 5-60 tahun lebih, yang tercatat Sudin Kesehatan Jakarta Barat.
Rinciannya, 1.615 kasus ISPA pada Januari 2023, 1.518 kasus pada Februari 2023, 1.831 kasus pada Maret 2023, dan 1.237 kasus ISPA pada April 2023.
"Mei 1.095 kasus, Juni 1.311 kasus, dan Juli 1.102 kasus," terang Erizon.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, sekitar 100.000 warga di Ibu Kota mengalami ISPA setiap bulannya.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama berujar, jumlah tersebut berdasarkan rata-rata kasus ISPA yang ditemukan.