JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, dokter Sri Rejeki Amelia, mengakui tingginya jumlah pasien yang terjangkit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akhir-akhir ini.
Tingginya jumlah pasien penderita ISPA itu sejalan dengan kualitas udara DKI Jakarta yang memburuk dalam beberapa waktu terakhir.
Dokter Amelia pun mengimbau masyarakat agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehari-hari.
"Apalagi orang yang sering beraktivitas di luar, bukan soal mengurangi aktivitas, tapi justru menerapkan PHBS," kata Amel saat ditemui Kompas.com, Senin (14/8/2023).
"Artinya kan dalam PHBS tatanan rumah tangga salah satunya ada makan sayur dan buah, nah vitamin-vitamin itulah yang bisa melindungi diri kita dari virus penyebab ISPA," sambungnya.
Ia juga menyarankan untuk minum air putih dan istirahat secukupnya guna menekan resiko terkena ISPA.
"Minum yang banyak, minimal sehari kan dua liter, jadi memang harus hidup sehat serta istirahat yang cukup," tutur dia.
Amel mengatakan, sejak awal 2023, ISPA memang jadi penyakit paling banyak diderita oleh pasien yang berobat di seluruh puskesmas se-Kecamatan Pasar Minggu, per Januari hingga Juni 2023.
"Kalau dari 10 penyakit terbanyak kita, memang ISPA menduduki peringkat tertinggi. ISPA itu kan infeksi saluran napas atas, batuk pilek, terutama pada anak," ungkap dia.
Baca juga: Polusi Udara Buruk, Jumlah Pasien ISPA di Kecamatan Duren Sawit Meningkat
Lebih lanjut, dalam laporan keseluruhan puskesmas se-Kecamatan Pasar Minggu, jumlah penderita ISPA pada kuarter pertama (Januari-Maret) tercatat sebanyak 2627 orang. Sedangkan pada kuarter kedua (April-Juni) sebanyak 2097 orang.
"Itu se-kecamatan ya. Kita sembilan puskesmas kelurahan dan satu puskes kecamatan," tutur Amel.
Jika dilihat lagi, jumlah penderita ISPA setiap bulannya bersifat fluktuatif atau naik turun.
Namun, untuk jumlah kasus tertinggi ada pada bulan Mei 2023.
"Memang yang tinggi di bulan Mei itu 973 kasus pasien ISPA, itu total semua usia ya. Kalau di bulan Juni 2023 ada 479 kasus," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.