JAKARTA, KOMPAS.com - Penyiram air keras berinisial HA (17) dan korbannya, MA (15), ternyata saling kenal.
Adapun HA menyiram MA di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023).
"Mereka sudah saling kenal," ungkap Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Ahmad Fanani di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (14/8/2023).
Baca juga: Dendam Antarsekolah Membawa Petaka, Pelajar SMA Tega Siram Siswa SMK Lain Pakai Air Keras
Berdasarkan keterangan yang telah diperoleh polisi, pelaku dan korban saling kenal karena pernah terlibat dalam aksi tawuran.
Fanani menuturkan, para siswa di sekolah pelaku dan korban dapat dikatakan bermusuhan. HA dan MA pernah tawuran dan saling ejek, yang berujung pada penyiraman air keras.
Fanani berujar, pelaku menyiramkan air keras kepada korban karena dendam.
"Motifnya dendam. Jadi sebelumnya, pelaku dan korban tawuran dulu sebelum kejadian ini. Tawuran, ejek-ejekan, terjadilh kasus penyiraman terhadap korban oleh pelaku ini," ujar dia.
Baca juga: Ungkap Motif Remaja Siram Air Keras ke Pelajar di Pulogadung, Polisi: Dendam Antar-sekolah
Saat ini, HA sudah ditangkap. Ia disangkakan Pasal 76C juncto Pasal 80 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas UU RI Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 351 KUHP.
HA terancam hukuman pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.
Sebelumnya, MA berboncengan dengan temannya di Jalan Pisangan Lama III pada Selasa pukul 15.30 WIB. Sore itu MA hendak mengantarkan temannya pulang ke rumah.
Namun, ketika berpapasan dengan sekelompok remaja lain yang tengah mengendarai sepeda motor dari arah berlawanan, MA tiba-tiba disiram air keras.
"Yang saya tahu, anak saya ini pulang sekolah mau antar temannya yang satu perjalanan pulang," ucap Rudiati (52), ibunda MA, di kediamannya, Pisangan Timur, Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Polisi Tangkap Remaja Penyiram Air Keras ke Pelajar di Pulogadung
"MA mau antar temannya ke rumahnya, ternyata berpapasan sama pelajar lain. Sebenarnya enggak ada konflik sama sekali," imbuh dia.
Peristiwa ini menyebabkan wajah MA melepuh. Seorang ibu dan anak di lokasi kejadian juga turut terkena cipratan air keras.
Rudiati menuturkan, kondisi kejiwaan anaknya pun terguncang.
"Dia sedih. Lagi semangat sekolah, punya semangat remaja, senang dapat sekolah negeri, ternyata ada kejadian begini," tutur Rudiati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.