JAKARTA, KOMPAS.com - Achmad Budi Santoso (33), sosok Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), merasakan pahit getir kehidupan karena harus hidup dengan satu kaki.
Budi kehilangan kaki kanannya karena terlindas kereta lori di kampung halamannya di Sidoarjo saat ia masih berusia tujuh tahun.
Ada beragam omongan pedas yang terlontar, lantaran fisik Budi kecil berbeda dengan orang sekitarnya.
"Waktu itu ada omongan dari orang-orang kan, 'wah itu Budi kakinya satu', atau bilangnya cacat kan waktu itu, itu kata-kata enggak enak, membuat saya down," ujar Budi dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, Agustus lalu.
Baca juga: Kisah Achmad Budi Santoso, ASN Disabilitas Berkaki Satu yang Rajin Bersepeda dan Naik KRL
Tak jarang pula aneka stigma merendahkan 'mau jadi apa nanti', diterima Budi dari orang sekitarnya.
"Waktu saya kecil ya, 'wah Budi ini sulit ini nanti nyari kerja', atau Budi ini kalau besar sulit nyari jodoh karena disabilitas'," kata dia.
"Itu lah kondisi-kondisi kayak gitu, stigma kayak gitu yang membuat saya down, minder, untuk bergaul dengan lawan jenis juga minder," lanjut ayah tiga anak ini.
Namun ia bersyukur, karena dukungan orang terkasih dan guru yang tak hentinya memotivasi Budi, masa-masa berat itu pun perlahan terlewati.
"Alhamdulillah dengan saya sekolah terus, sampai kuliah ada guru dan dosen yang memotivasi agar tidak minder dan rejeki itu tidak ada yang tahu, kalau kita mau berusaha," kata Budi.
Baca juga: ASN Penyandang Disabilitas: Bapak Selalu Kasih Semangat, Kalau Berpendidikan Pasti Bisa Kerja
Ditambah lagi, kedua orangtua Budi tak pernah berhenti menjadi support system yang membuatnya kuat menjalani hidup.
"Ibu bapak saya selalu menyemangati saya. Ibu saya mendukung untuk terus berkembang, sekolah terus. Bapak saya juga setiap hari memberi semangat 'kamu harus semangat, karena kalau kamu berpendidikan nanti juga pasti bisa bekerja. Kalau berusaha pasti dapat apa yang kamu usahakan'," kata dia.
Motivasi itulah yang menghantarkan Budi untuk berani mencoba seleksi CPNS khusus penyandang disabilitas di Kementerian Koordinator PMK pada tahun 2015 silam hingga dinyatakan lulus.
"Ternyata ketika negara memberi kesempatan ada lowongan CPNS khusus penyandang disabilitas dan saya ikut, lulus diterima, itu saya merasa bersyukur, berterima kasih," ujar Budi sambil tersenyum kecil.
Ia berhasil membuktikan, tidak ada omongan-omongan buruk soal dirinya di masa lalu yang terjadi seperti ketakutan Budi selama ini.
"Ternyata diberi kesempatan, enggak seperti bayangan saya dulu, 'wah pasti nyari kerja sulit'. Enggak semua omongan orang-orang yang saya dengar dulu terjadi, malah kebalikannya. Alhamdulillah sekarang saya bisa bekerja mengabdi sebagai ASN di Kemenko PMK, mengabdi untuk bangsa," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.