JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, pemerintah daerah tengah mempertimbangkan usulan penanganan polusi udara di Ibu Kota dengan penyemprotan ekoenzim.
Menurut Asep, usulan penanganan dengan cara itu akan dikomunikasikan dengan pemerintah pusat dalam waktu dekat.
"Kami koordinasikan dengan pemerintah pusat, karena selama ini belum pernah ada koordinasi terhadap penggunaan ekoenzim," ujar Asep saat dikonfirmasi, Rabu (13/9/2023).
Baca juga: Yayasan Ini Temui Heru Budi, Tawarkan Penanganan Polusi dengan Semprot Ekoenzim
Asep telah berkomunikasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) soal penyemprotan ekoenzim.
"Kemarin saya sudah sampaikan, itu (disarankan) koordinasi dulu ke pemerintah pusat, supaya hasilnya tidak sia-sia," imbuh dia.
Penyemprotan ekoenzim sebagai penanganan polusi udara di Ibu Kota itu berdasarkan usulan dari lembaga swadaya masyarakat beberapa waktu lalu.
Ketua Yayasan Upakara Sugeng Waluyo sebelumnya menemui Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk membahas inovasi dalam menangani polusi udara di Jakarta.
Baca juga: Heru Budi Diminta Kaji Ulang Usulan Tangani Polusi dengan Semprot Ekoenzim
"Kami (menawari) Pak Gubernur, bagaimana kalau kami spray daerah Jakarta dengan ekoenzim. Di Jakarta sudah ada kewajiban water mist, ini kami tambahkan ekoenzim," ujar Ketua Yayasan Upakara Sugeng Waluyo di Balai Kota DKI Jakarta.
Sugeng mengatakan, penyemprotan ekoenzim ke udara berfungsi sebagai bioremediasi yang dapat mengurangi polutan di Ibu Kota.
Cara kerja bioremediasi menggunakan bakteri yang nantinya berkembang biak memakan polutan dan mengubahnya menjadi senyawa tidak beracun dan tak berbahaya bagi manusia.
"Beliau (Heru Budi) positif (menerima). Nanti dalam waktu dekat beliau akan mengundang stakeholder, misalnya dari PD Pasar Jaya, karena itu kan menggunakan sampah organik sangat banyak, dan (mengundang) wali kota," kata Sugeng.
"Larutan pakai daur ulang kulit buah. Kami fermentasi tiga bulan. Saat ini kami buat seperti disinfektan pertanian (untuk) menyuburkan tanaman, pengobatan, dan masih banyak lagi," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.