Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Pertimbangkan Usulan Tangani Polusi dengan Semprot Ekoenzim

Kompas.com - 13/09/2023, 10:17 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, pemerintah daerah tengah mempertimbangkan usulan penanganan polusi udara di Ibu Kota dengan penyemprotan ekoenzim.

Menurut Asep, usulan penanganan dengan cara itu akan dikomunikasikan dengan pemerintah pusat dalam waktu dekat.

"Kami koordinasikan dengan pemerintah pusat, karena selama ini belum pernah ada koordinasi terhadap penggunaan ekoenzim," ujar Asep saat dikonfirmasi, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Yayasan Ini Temui Heru Budi, Tawarkan Penanganan Polusi dengan Semprot Ekoenzim

Asep telah berkomunikasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) soal penyemprotan ekoenzim.

"Kemarin saya sudah sampaikan, itu (disarankan) koordinasi dulu ke pemerintah pusat, supaya hasilnya tidak sia-sia," imbuh dia.

Penyemprotan ekoenzim sebagai penanganan polusi udara di Ibu Kota itu berdasarkan usulan dari lembaga swadaya masyarakat beberapa waktu lalu.

Ketua Yayasan Upakara Sugeng Waluyo sebelumnya menemui Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk membahas inovasi dalam menangani polusi udara di Jakarta.

Baca juga: Heru Budi Diminta Kaji Ulang Usulan Tangani Polusi dengan Semprot Ekoenzim

"Kami (menawari) Pak Gubernur, bagaimana kalau kami spray daerah Jakarta dengan ekoenzim. Di Jakarta sudah ada kewajiban water mist, ini kami tambahkan ekoenzim," ujar Ketua Yayasan Upakara Sugeng Waluyo di Balai Kota DKI Jakarta.

Sugeng mengatakan, penyemprotan ekoenzim ke udara berfungsi sebagai bioremediasi yang dapat mengurangi polutan di Ibu Kota.

Cara kerja bioremediasi menggunakan bakteri yang nantinya berkembang biak memakan polutan dan mengubahnya menjadi senyawa tidak beracun dan tak berbahaya bagi manusia.

"Beliau (Heru Budi) positif (menerima). Nanti dalam waktu dekat beliau akan mengundang stakeholder, misalnya dari PD Pasar Jaya, karena itu kan menggunakan sampah organik sangat banyak, dan (mengundang) wali kota," kata Sugeng.

"Larutan pakai daur ulang kulit buah. Kami fermentasi tiga bulan. Saat ini kami buat seperti disinfektan pertanian (untuk) menyuburkan tanaman, pengobatan, dan masih banyak lagi," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com