JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Alvaro (7), pasien anak yang meninggal dunia usai operasi amandel di Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi, masih menantikan penjelasan dari pihak RS.
Mereka butuh kejelasan berkait penyebab Alvaro mengalami mati batang otak usai menjalani operasi amandel pada Selasa (19/9/2023).
"Penyebab pasti itu masih (dijelaskan karena) risiko, merupakan bagian dari risiko operasi. Saat ini kami sebenarnya memang masih bertanya-tanya," ujar ayah Alvaro, Albert Francis, Rabu (4/10/2023).
Baca juga: Belum Tahu Penyebab Pasti Anaknya Mati Batak Otak, Orangtua Alvaro: Kami Masih Bertanya-tanya
Albert begitu syok mengetahui anaknya sempat henti napas dan henti jantung lalu terbaring koma selama 13 hari usai menjalani operasi.
Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal hati Albert. Akan tetapi, keluarga mencoba untuk ikhlas.
"Saat ini kami percaya bahwa ini adalah misteri daripada kuasa Tuhan yang mau memberikan kita pelajaran berharga dan hikmah positif," tuturnya.
Kini Albert dan istrinya hanya bisa memanjatkan doa untuk anaknya yang telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Bekasi, Rabu.
Alvaro didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel pada Selasa (19/9/2023). Ia mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (2/10/2023) pukul 18.45 WIB.
Baca juga: Pesan Orangtua Alvaro, Pasien Anak yang Meninggal Usai Operasi Amandel: Tolong Kerja Pakai Hati
Sampai sekarang, pihak rumah sakit belum menjelaskan penyebab Alvaro didiagnosis mati batang otak. Padahal yang dijalani hanya operasi amandel.
Case Manager RS Kartika Husada Jatiasih Rahma Indah menuturkan, untuk saat ini, pihaknya hanya bisa menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan risiko dari operasi.
"Penyebabnya bukan kapasitas saya, tapi dengan dokter-dokter yang menangani," tutur dia, Selasa (3/10/2023).
Dokter yang menangani operasi A tidak dihadirkan dalam konferensi pers karena tengah dipanggil oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Baca juga: Keluarga Anak yang Meninggal usai Operasi Amandel Sudah Maafkan Pihak RS
Namun yang pasti, kata Rahma, setiap tindakan medis memang sudah dipastikan akan berisiko terhadap pasien.
"Tetapi hal ini hanya bisa dibuktikan secara ilmiah. Saat ini kami melakukan investigasi," imbuh dia.
Permintaan maaf Komisaris sekaligus pemilik RS Kartika Husada Jatiasih, Nidya Kartika, menyampaikan permintaan maaf atas kekurangan dan kekecewaan keluarga selama A dirawat.