Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Pulogadung Ditata, Puluhan Lapak Semi-permanen Digusur untuk Dirikan Kios

Kompas.com - 12/10/2023, 09:51 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penataan ulang Terminal Pulogadung di Jakarta Timur sudah berlangsung sejak akhir Agustus 2023.

Misi menghilangkan kesan kumuh dan negatif ini dimulai dengan penggusuran bangunan semi-permanen di lahan kosong berbentuk L di dekat pintu masuk.

Kepala Terminal Pulogadung Suratman mengatakan, pembongkaran dilakukan karena bangunan itu ditempati secara ilegal.

"(Terdapat) 31 bangunan, itu penuh dengan penghuni. Dulunya tempat penjualan tiket bus AKAP dan kantin," ujar dia kepada Kompas.com, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Saat Penghuni Kios di Terminal Pulogadung Pasrah Digusur, tetapi Minta Direlokasi

Jalur menuju Halte Transjakarta Pulogadung 2 yang merupakan salah satu fasilitas di ruang tunggu baru Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (11/10/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Jalur menuju Halte Transjakarta Pulogadung 2 yang merupakan salah satu fasilitas di ruang tunggu baru Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (11/10/2023).
Dia mengatakan, orang-orang yang sebelumnya berjualan di bangunan itu lambat laun menjadikannya sebagai tempat tinggal.

Padahal, bangunan tersebut merupakan milik pemerintah dan fungsinya hanya untuk berjualan.

"Pasca bus AKAP pindah ke Terminal Pulogebang, mereka menempati bangunan secara ilegal," jelas Suratman.

Baca juga: Loket Tiket Bus Jadi Tempat Tinggal, 31 Bangunan di Terminal Pulogadung Dibongkar

Bahkan, ada yang hanya menjadikannya sebagai tempat tinggal dan penghuninya berdagang di luar kawasan terminal.

"Sudah jadi rumah tinggal semi permanen, bahkan ada yang permanen. Ada yang jadi tempat tinggal dan buat bengkel mobil," kata dia.

Terkendala ormas

Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (12/7/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (12/7/2023).

Terminal Pulogadung memiliki dua area dengan bangunan semi-permanen, yakni area berbentuk huruf L yang kini sudah kosong dan area yang berada di deretan pintu keluar.

Dari dua area itu, penggusuran baru dilakukan di area berbentuk huruf L. Padahal, sekitar 30 bangunan yang sederet dengan pintu keluar berdiri di atas saluran air.

"Kami sudah koordinasi dengan Koramil, Satpol PP kelurahan dan kecamatan, dan tinggal tunggu instruksi dari pimpinan," kata Suratman.

Baca juga: Puluhan Bangunan di Atas Saluran Air di Terminal Pulogadung Belum Digusur

Bangunan di atas saluran air juga sama dengan bangunan yang kini sudah digusur. Mulanya mereka adalah tempat berdagang, tetapi mulai dijadikan tempat tinggal secara ilegal.

Padahal, bangunan pada dua area itu merupakan milik pemerintah dan fungsinya hanya untuk berjualan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com