Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Para Pedagang di Pasar Koja Baru, Harga Pangan Naik dan Pembeli Sepi

Kompas.com - 18/10/2023, 17:53 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Suripto (59), pedagang telur di Pasar Koja Baru sejak 1986 merasakan betul turunnya pengunjung pasar saat ini. 

Pembeli yang datang ke pasar tradisional semakin menurun seiring dengan perkembangan zaman.

"Motor perkiraan saja sudah sedikit. Sekarang posisi toko saya di lantai dua. Ibu-ibu lebih pilih beli yang di bawah," kata Suripto saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (18/10/2023).

"Kalau zaman dulu, Pasar Koja enggak tingkat. Dulu mah ramai," lanjut Suripto.

Baca juga: Harga Pangan di Pasar Koja Jakut Merangkak Naik, dari Cabai hingga Beras

Akar persoalan bukan soal daya beli saja. Suripto mengatakan pasar digital dan menjamurnya warung sayur di pinggir jalan juga berperan dalam membuat pasar tradisional sepi.

Kondisi ini membuat Suripto terpaksa memecat empat karyawan dan meperkerjakan anaknya demi bertahan di tengah gempuran saingan.

"(Dagang) sama anak. Kalau dulu, karyawan banyak, ada 4. Kalau sekarang, enggak ada. (Tidak dipekerjakan lagi karena) ya usahanya sudah makin kayak begini, ya mau bagaimana lagi?" ucapnya.

Turunnya omzet penjualan di Pasar Koja Baru juga dirasakan pedagang cabai rawit bernama Andri (27). Ia mengeluhkan soal pembeli yang semakin sepi.

Baca juga: Halte Transjakarta Pasar Rumput Beroperasi Kembali Usai Revitalisasi, Penumpang: Lebih Bagus dan Nyaman

"Iya sih, lumayan agak sepi. Kebanyakan kan orang sekarang belanjanya di rumah. Dulu kan ke pasar semua," kata Andri dalam kesempatan yang berbeda.

Sepinya pembeli di Pasar Koja Baru, menurut Andri, tidak berbanding lurus dengan harga cabai rawit yang mulai merangkak naik.

Harga cabai rawait merah dan cabai merah menyentuh Rp 60.000 per kilogram.

"(Sekarang) Rp 60.000 per kilogram. Mungkin penyebabnya karena enggak ada hujan, kemarau," kata Andri.

Dia pun menjadi semakin kesulitan. Harga bahan pokok naik, tetapi pembeli tidak ada. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com