Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Tanah Abang Kena Pungli Preman, Satpol PP Ingatkan agar Tak Berjualan di Trotoar

Kompas.com - 01/11/2023, 20:34 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang baru-baru ini diduga menjadi korban pungutan liar (pungli) oleh preman.

Video rekaman peristiwa itu menampilkan pedagang yang mengaku membayar Rp 5.000.000 kepada tiga pihak berbeda untuk mendapatkan izin berdagang di atas trotoar.

Terlepas dari dugaan pungli tersebut, Kasatpol PP Kota Jakarta Pusat Tumbur Parluhutan Purba mengingatkan agar pedagang tidak berjualan di trotoar.

Sebab, trotoar diperuntukkan sebagai akses pejalan kaki dan difabel.

Baca juga: PKL Tanah Abang Diduga Kena Pungli, Bayar Preman Rp 5 Juta untuk Jualan di Trotoar

“Jangan diokupasi. Masyarakat (harus) paham bahwasanya trotoar itu buat pejalan kaki, buat orang difabel,” kata Purba saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Menurut Purba, pelanggaran mengokupasi trotoar kerap terulang. Namun, pihaknya berkomitmen untuk terus menindak setiap pelanggaran yang terjadi.

“Luar biasa (banyak), pedagang malam namanya. Pengokupasian oleh masyarakat kan banyak. Ibarat kucing-kucingan dengan petugas. Petugas juga punya keterbatasan manpower,” ucap dia.

“Kami telusuri dan pantau terus,” sambung Purba.

Baca juga: Beberkan Praktik Pungli di Loksem UMKM, Walkot Jakpus: Sudah Harus Dihilangkan!

Untuk diketahui, video viral itu diunggah melalui akun Instagram @kameraperistiwa. Dalam video itu, terekam sejumlah pedagang beradu argumen dengan orang berpakaian preman.

"Berarti duit enggak kembali, ya?" ucap salah satu pedagang dalam video rekaman itu.

Berdasarkan narasi video, pedagang mengaku telah memberikan sebanyak Rp 5.000.000 kepada tiga pihak berbeda yang diduga preman.

Namun, mereka justru diusir oleh pihak pertama.

"Hati-hati kalau kalian mau berjualan di sini. Kita sudah memberikan total Rp 5.000.000 kepada tiga pihak, tapi kita diusir oleh pihak pertama. Kita disuruh tutup padahal dia sudah menerima sekitar Rp 3.000.000 uang dari izin kita dagangng di sini."

"Kronologinya, kita sudah keluar uang Rp 5.000.000 plus gerobak bayar Rp 500.000. Total 5.500.000 untuk izin berjualan di tempat ini. Sebelumnya saya atau paman saya tertarik di sekitaran Karet Bivak itu Rp 10.000.000. Di sini sekitar Rp 5.000.000 untuk menempati atau izin berjualan di sin,” begitu narasi dalam video.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com