Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membentangkan 1 Kilometer Kain Persatuan di Monas...

Kompas.com - 06/11/2023, 09:32 WIB
Xena Olivia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah gulungan besar kain ulos warna-warni di atas mobil bak menarik perhatian saya, reporter Kompas.com Xena Olivia usai meliput aksi bela damai Palestina di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Siang itu, Minggu (5/11/2023), Ibu Kota mendung. Bahkan, rintik hujan sesekali turun menyebabkan hawa berubah dingin dari panas yang menusuk.

Namun, sejumlah massa yang mengatasnamakan Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara dan Yayasan Pusuk Buhit tampak semangat menarik kain ulos danau toba. Bahkan, mereka mengajak warga sekitar untuk ikut membentangkan kain itu di sisi Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.

“Ayo, tarik terus! Biar Ulos ini jadi pemersatu kita, siapapun kita!” kata sang orator dari atas mobil.

Baca juga: Kalang Kabut Warga Ibu Kota Saat Banjir, padahal Baru Diguyur Hujan Sehari

Sembari memerhatikan aksi itu, saya berkesempatan untuk berbincang dengan seorang pegiat ulos Adlin Panjaitan. Ternyata, aksi pembentangan kain ulos sepanjang 1 kilometer adalah sebuah bagian untuk menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

“Kami membentangkan ulos ini sepanjang 1 kilometer. Insha Allah akan dapat rekor MURI. Lalu, kami juga sudah melayangkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat hari peringatan ulos tanggal 17 Oktober,” kata Adlin.

Menurut Adlin, ulos tak hanya eksklusif untuk masyarakat suku Batak saja, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dengan tema “Ulos for Indonesia”, pihaknya berharap Ulos juga bisa jadi kain pemersatu seperti batik.

Selain itu, lantaran bertepatan dengan adanya aksi damai untuk Palestina, kegiatan ini menjadi salah satu bentuk dukungan.

“Ini momen untuk memperkenalkan, karena yang hadir bukan hanya dari satu suku. Ada banyak dari jutaan orang,” lanjut Adlin.

Dibuat 100 penenun selama dua tahun

Proses pembentangan ulos sepanjang 1.000 meter ini memakan waktu sepanjang dua tahun lamanya. Spesial oleh 100 penenun asal Pematangsiantar, Sumatera Utara.

“Ini enggak tiba-tiba jadi, bukan. Ini butuh persiapan dan dikerjakan matang-matang sehingga jadilah seperti ini. Dibuat oleh ibu-ibu UMKM di Siantar sebanyak 100 orang,” kata Adlin.

Mulanya, kain itu merupakan lembaran panjang. Kemudian, disatukan hingga panjangnya mencapai 1 km.

“Awalnya dari 50 meter kain disatukan, disambung-sambung. Lalu Ulos ini ada artinya, misal ada lambang-lambang persatuan, perdamaian. Masing-masing kain ada artinya tersendiri. Misal, hijau ini kan warna Sumatera Utara yang melambangkan perdamaian,” lanjut dia.

Adapun makna tersirat dari pembentangan ini adalah bagaimana kain Ulos bisa menjadi pemersatu Indonesia sebagai negara yang luas, dari Sabang sampai Merauke.

Baca juga: Serba-serbi Poster Dukungan dalam Aksi Bela Palestina di Jakarta

“Yang datang sekarang di sini juga bukan hanya orang Batak. Ada teman-teman dari Jawa Timur, Makassar, dan mereka boleh datang dengan kesukarelaan,” ujar Adlin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com