Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Berani Pamerkan Alat Kelamin di Depan Umum, Pakar: Ada Rasa Rendah Diri yang Parah

Kompas.com - 21/11/2023, 18:52 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Teror dari pria yang gemar memamerkan alat kelaminnya di tempat umum kembali terjadi.

Teranyar, seorang remaja pria berinisial ARF (19) di Depok, Jawa Barat, tak malu memamerkan alat kelaminnya pada perempuan yang ia temui di jalan.

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengatakan tindakan itu masuk dalam teori kuasa atau power. Biasanya, kata dia, pelaku mengalami inferiority complex.

Baca juga: Perilaku Menyimpang Pamer Kelamin Terus Berulang, Pakar: Dampak Masifnya Paparan Pornografi di Medsos

"Yaitu, perasaan rendah diri parah yang kemudian coba dikompensasikan dengan melakukan tindak-tanduk kebalikannya pada tingkat ekstrem superiority complex," ucap Reza kepada Kompas.com, Selasa (21/11/2023).

Berdasarkan pengakuan pelaku, ARF sudah melancarkan aksi tidak senonoh sampai 17 kali. Tersangka ARF akan menghampiri korban menggunakan sepeda motornya.

"Bahwa pelaku sudah melakukan perbuatan itu hingga belasan kali, membuat dia sudah bisa disebut sebagai residivis," ucap Reza.

Menurut dia, perilaku berulang tersebut boleh jadi ada kontribusi dari para korban. Para korban takut melawan, enggan melapor.

Baca juga: Orang Pamer Alat Kelamin Makin Marak Terjadi, Ahli Psikologi Forensik: Antisipasi Harus Mulai dari Keluarga

"Akibatnya, pelaku merasa berhasil melancarkan aksi kriminalnya. Dia menjadi career criminal. Eskalasi kebejatannya meninggi dari waktu ke waktu," ucap Reza.

Menurut Reza, eksibisionisme sendiri memang merisaukan. Ia berujar, psikologi mengategorikan tiga alat kelamin yaitu primer, sekunder, dan tersier.

Adapun alat kelamin kategori primer itu berupa penis atau vagina; sekunder itu payudara dan bokong; dan tersier berupa jakun, kumis, dan lainnya.

"Dari situ bisa saya katakan bahwa, dengan memerhatikan tiga kategori alat kelamin tadi, eksibisionsime tampaknya lebih tepat dipandang sebagai perilaku yang berspektrum, bukan biner," ucap Reza.

Baca juga: Mengapa Mereka Memamerkan Alat Kelaminnya di Hadapan Publik?

Dengan pemikiran sedemikian rupa, kata Reza, eksibisionisme faktanya sudah sangat umum bahkan "ditoleransi" banyak kalangan.

"Maaf, vagina atau penis memang tidak diperlihatkan. Tapi payudara dan alat vital lainnya dipertontonkan. Dan itu dianggap bukan masalah," ucap Reza.

Hal ini sejalan dengan pengakuan salah satu pelaku berinisial ARF (19) yang baru-baru ini ditangkap polisi karena memamerkan alat kelaminnya di Depok, Jawa Barat.

Berdasarkan pengakuan pelaku, hasrat itu muncul lantaran ia suka menonton film berbau pornografi. Ditambah lagi, ARF tak ada aktivitas lain.

"Awalnya cuma gabut-gabut saja sih, habis itu kepikiran. Karena menganggur kan jadi bosan, akhirnya saya melakukan hal itu," ujar ARF, di Mapolres Metro Depok, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Remaja Ekshibisionis di Depok Pamer Alat Kelamin untuk Puaskan Hasrat

Kepada polisi, ARF juga mengatakan sangat bernafsu melihat punggung perempuan. Target ARF adalah wanita yang berjalan sendirian ketika situasi jalan sedang sepi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com