Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Kontrakan TKP Wanita Terlakban di Cikarang Timur: Mereka 'Ngaku' Suami Istri

Kompas.com - 09/12/2023, 15:42 WIB
Firda Janati,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - JS (25) perempuan yang jasadnya ditemukan dalam kondisi mulut, tangan dan kaki terlakban di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, dikenal tetangga tinggal di kontrakan bersama seorang pria.

Lia (28) anak pemilik kontrakan mengatakan, keduanya mengaku sebagai suami-istri ketika hendak menyewa kontrakannya.

"Ngaku-nya gitu, yang ngaku dua-duanya. Pada saat mau ngontrak itu, mereka ngaku suami-istri, bawa anak, tapi katanya itu anak saudara," ujar Lia (28) saat ditemui di lokasi, Sabtu (8/12/2023).

Namun, pria yang mengaku suami JS dan diduga kuat menjadi pelaku pembunuhan berdalih saat diminta bukti surat nikah dan identitas Kartu Tanda Penduduk. 

Baca juga: Jenazah Wanita di Cikarang Timur Diduga Telah Meninggal Dunia 4 Hari

"Katanya surat nikahnya ketinggalan di kampung, KTP-nya juga di kampung, bayarnya juga baru setengah," ujar Lia.

Lia menuturkan, pria itu kemudian menjanjikan akan menyertakan bukti surat nikah pada pembayaran pelunasan setelah gajian.

"Kata dia (terduga pelaku), nanti kalau gajian setengah dibayar, soalnya kan memang masuk di tanggal tua, jadi sekalian sama surat nikah pas ngelunasin," paparnya.

Lia menuturkan, biasanya ia selektif dalam menerima penyewa. Namun melihat permohonan pasangan itu, ia merasa tak tega.

Sebab, korban dan terduga pelaku datang bersama anak kecil untuk menyewa kontrakan pada malam hari.

"Ke sininya sama anak kecil kan, malam-malam. Jadi lihatnya enggak tega, nyarinya malam, akhirnya (Bapak dan Ibu saya) mau terima," ujar dia. 

Baca juga: RS Polri Tak Temukan Tanda Kekerasan pada Mayat Perempuan Terlakban di Cikarang Timur

Lia menuturkan, keduanya baru menyewa kontrakan selama seminggu sebelum penemuan mayat JS, tepatnya Jumat (8/12/2023) sore.

Atas pembunuhan JS sendiri, Lia menyesalinya. Ia berharap pelaku diberikan hukuman setimpal.

Sebelumnya diberitakan, Kepala RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto mengatakan, korban berinisial JS diduga meninggal dunia karena diracun.

Hal itu diketahui berdasarkan keterangan yang diperoleh dari penyidik Polres Metro Bekasi.

"Sudah ketemu (ditangkap) itu pelakunya, pacarnya sendiri. Menurut penyidik, kalau pacarnya (JS) itu diracun," kata Hariyanto saat dihubungi, Sabtu (9/12/2023). 

Baca juga: Geger Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang Timur: Tubuh Ditutupi Selimut, Tangan, Kaki, dan Mulut Dilakban

Meski begitu, Hariyanto belum dapat memastikan jenis racun yang diduga menjadi penyebab kematian JS.

Saat ini, dokter forensik RS Polri Kramatjati sudah mengirimkan sampel toksikologi JS ke Puslabfor Polri.

Sementara itu, Wakasat Reskrim Polres Bekasi Kompol Widodo Saputro mengatakan, kasus dugaan pembunuhan JS telah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.

"Hasil otopsi saya belum tahu, kelanjutan (kasus) yang tangani Polda Metro," ujar Widodo saat dikonfirmasi, Sabtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com