Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Tewas Dikeroyok usai Diteriaki Maling di Bekasi, Keluarga: Kami Harap Pelaku Dihukum Berat

Kompas.com - 23/12/2023, 17:50 WIB
Firda Janati,
Krisiandi

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Keluarga R (28), pria yang tewas dikeroyok usai "open BO" di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, berharap pelaku pengeroyokan dihukum setimpal.

Kakak korban, Syukur (35) menuturkan, pelaku yang main hakim sendiri telah menyebabkan adiknya meninggal dunia karena diteriaki maling.

"Saya harap ketika pelaku ditangkap dan benar-benar bisa dijerat yang pasal yang seberatnya," ujar Syukur saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/12/2023).

Baca juga: Nelangsa Pria di Bekasi: Diteriaki Maling Usai Diduga Tak Bayar Open BO Berujung Dikeroyok hingga Tewas

Syukur juga berharap wanita open BO yang bertemu adiknya juga mendapat hukuman karena diduga sebagai pemicu para pelaku mengeroyok korban.

"Saya berharap juga si wanita tersebut bisa diadili juga, dia memberikan keterangan palsu (menuduh korban maling)," kata Syukur.

Syukur menyebutkan adanya penggiringan opini yang salah dalam kasus dugaan pengeroyokan adiknya.

Baca juga: Beredar Video Pria di Bekasi Dikeroyok Diduga karena Tak Bayar Open BO, Polisi Selidiki

"Ini seperti jaringan dunia malam ketika ada kejadian itu langsung diteriaki maling atau jambret agar tertangkap. Jadi ada penggiringan opini yang salah," ucap dia.

Syukur belum mengetahui kebenaran di balik pengeroyokan adiknya. Namun dia menyayangkan adanya tindakan main hakim sendiri.

"Biasanya orang yang diteriak maling itu langsung dipukuli, itu yang tidak diterima sama pihak keluarga," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Syukur membenarkan adiknya melakukan kencan dengan seorang wanita "open BO".

Korban datang ke kontrakan wanita tersebut di Cikarang Utara pada Selasa (19/12/2023), pukul 03.48 WIB, selang tujuh menit korban keluar pukul 03.55 WIB.

Baca juga: Pria yang Tewas usai Open BO di Bekasi Dikeroyok karena Diteriaki Maling

Namun, Syukur mengaku tak tahu apa masalahnya sehingga korban langsung diteriaki maling saat keluar dari kontrakan.

"Adik saya dikejar dan digebukin. TKP pemukulan itu ada dua, yang pertama itu di kontrakan terus diseret ke trotoar jalan raya," kata Syukur.

Kini kasus dugaan pengeroyokan R masih dalam penyelidikan Polres Metro Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com