Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak TPA di Cipayung Pindah ke Lulut Nambo, Petugas Sampah: Nanti Saya Enggak Bisa Cari Makan

Kompas.com - 08/01/2024, 11:29 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah petugas sampah Cipayung tidak setuju dengan pemindahan sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo.

Pasalnya, TPA itu merupakan satu-satunya tempat mereka mencari nafkah. 

"Kalo dipindahkan ke Lulut-Nambo, saya dan orang sini tidak bisa cari makan. Apalagi orang sekitar TPA kan pekerjaannya pemulung," kata salah satu petugas sampah RT 04 Blok Sawo, Cipayung, Depok, Nardi, Senin (8/1/2024).

Baca juga: Tinggi Sampah di TPA Cipayung Capai 23 Meter, Pemkot Depok Khawatir Longsor

Nardi ungkapkan, pemindahan lokasi pembuangan akan menyulitkan para petugas sampah. Jika mereka pindah memulung ke TPPAS Lulut Nambo, mobilitas mereka mejadi lebih sulit dan ada tambahan biaya operasional. 

"Kalau nanti dioper ke Nambo, saya bisa aja harus mengantar sampah ke sana. Gerobak kayak gini mana kuat, tapi kalau mau pakai motor atau mobil sampah, ya harus bayar lagi," jelasnya.

Hal tersebut cukup memberatkan Nardi karena upah yang diterimanya hanya mengandalkan warga dari wilayah tempat bekerjanya, yaitu sekitar Rp 25.000 - Rp 500.000 per bulan.

"Paling minimal kan ada biaya uang rokok untuk mereka yang bawa sampah kita sekitar Rp 5.000 - Rp 10.000, ya itu jelas pakai uang pribadi (dari upah bulanan yang saya terima)," tambah Nardi.

Baca juga: Peliknya Persoalan Sampah di Depok: TPA Cipayung Overload dan Endapan Sampah di Sungai

Di samping itu, Nardi sebagai petugas sampah bekerja setiap Senin-Sabtu di beberapa RT. Dia harus bolak-balik sekitar 2-3 kali ke TPA Cipayung untuk mengangkut semua sampah dari satu RT.

Dia tidak bisa membayangkan bagaimana perubahan ritme kerjanya jika TPA dipindahkan.

Meski demikian, saat ini TPA Cipayung sudah dalam kondisi lebih aman dan terkendali dibandingkan tahun lalu karena semua alat pengangkat sampah yakni sebanyak 9 unit beroperasi.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu petugas Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Cipayung, Danru.

"Kemarin tuh sempat menumpuk karena alat yang beroperasi cuma ada 4 unit, sisanya rusak. Tapi sekarang sudah aman (sebanyak 9 unit), meskipun ya kalau soal overload tentu saja masih ya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com