JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Nurhana (38), Bagas (28), dan Fahrurozi (31), menjadi seorang sopir truk kontainer bukanlah hal mudah.
Aksi pemalakan oleh kelompok orang yang biasa disebut anak “Asmoro” menjadi "makanan" sehari-hari mereka.
Saat berhadapan dengan kelompok Asmoro, Nurhana dkk juga seringkali ditodong senjata tajam di depan muka.
Meski sudah terbiasa menghadapi para pelaku tindak kriminal, para sopir truk kontainer itu tetap resah. Sebab, mereka mempertaruhkan nyawanya.
Terlebih, kerasnya perjalanan pulang-pergi mengantar barang tidak sebanding dengan upah yang mereka dapat.
Baca juga: Anak Asmoro Berkeliaran di Tomang dan Dadap Saat Malam, Sopir Truk Kontainer Mengeluh Tak Ada Polisi
Karena itu, para sopir truk kontainer berharap pemimpin di negeri ini benar-benar mampu memberantas pungli.
“Siapa pun yang akan menjadi presiden, tolong, Asmoro diberantas, pungli di pelabuhan dibersihkan semua,” kata Nurhana saat ditemui Kompas.com di Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (10/1/2024).
“Bilangnya kadang-kadang enggak ada pungli, eh di dalam (pelabuhan) tetap saja ada permainan, sama saja itu mah,” lanjut dia.
Ada beberapa daerah yang marak anak Asmoro dan sangat meresahkan, yakni Tomang, Jakarta Barat; Dadap, Tangerang; Babelan, Bekasi; dan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Intensitas pemalakan semakin tinggi pada malam hari.
Anak-anak Asmoro itu berada di sejumlah titik di satu wilayah dan akan “memberikan pelajaran” kepada siapa pun yang melawan karena tidak memberi uang sesuai permintaan.
Baca juga: Sopir Truk Kontainer: Siapa Pun yang Jadi Presiden, Tolong Asmoro dan Pungli Diberantas
Kata Fahrurozi, anak Asmoro tidak segan masuk ke dalam ruang kemudi dan merampas barang berharga.
“(Yang dirampas sama mereka) yang kelihatan saja di dalam kursi kemudi. Terkadang, nyawa kami juga terancam. (Mereka menodong) pakai pisau kecil,” ungkap Fahrurozi.
Selain menghadapi anak Asmoro, para sopir kontainer juga harus berhadapan dengan pungutan liar atau pungli di sejumlah pelabuhan di Jakarta Utara.