Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Belakang Lansia yang Tewas di Bekasi Pecah, Diduga Akibat Pukulan Benda Tumpul

Kompas.com - 21/01/2024, 06:51 WIB
Firda Janati,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - AY (75) lansia yang tewas di rumahnya di Bekasi, mengalami luka pada bagian kepala belakangnya. Diduga akibat pukulan benda tumpul.

"Lukanya yang kami temukan sementara, yaitu luka di kepala belakang mengalami pecah akibat (pukulan) benda tumpul," ucap Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus saat ditemui di lokasi, Sabtu (20/1/2024) malam.

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyimpulkan AY yang tinggal sendirian itu diduga merupakan korban pembunuhan.

Polisi telah mengamankan benda yang diduga digunakan pelaku untuk memukul kepala korban. 

Baca juga: Lansia di Bekasi yang Ditemukan Tewas Diduga Korban Pembunuhan

Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti diduga milik pelaku yang tertinggal di TKP.

"Barang bukti sudah kami amankan, yaitu garpu tanah dan sandal yang diduga milik pelaku, kemudian puntung rokok juga ada," imbuh Firdaus.

Dari barang bukti tersebut, polisi bakal menyelidiki dan mengidentifikasi kembali untuk menemukan pelakunya.

"Semua (barang bukti) akan kami lakukan proses penyelidikan dan identifikasi," ucap dia.

Dugaan sementara, AY merupakan korban perampokan atau korban pembunuhan oleh seseorang.

"Terkait kasus ini ya ada dugaan perampokan atau juga pembunuhan," kata Firdaus.

Sebelumnya diberitakan, ketua RT 03 Yuda mengatakan, ada bercak darah yang ditemukan di sejumlah titik di rumah korban.

Pertama, bercak darah terlihat di lantai depan kulkas. Kedua, bercak darah ditemukan di dekat tembok dan bale kayu. 

Baca juga: Ada Bercak Darah di Rumah Lansia yang Ditemukan Tewas di Bekasi

Sejauh ini, Yuda hanya mengetahui korban tinggal sendiri di rumahnya.

"Keluarga hanya keponakan, enggak ada anak," imbuh Yuda di lokasi.

Kronologi penemuan AY berawal dari keponakan korban yang hendak berkunjung.

Namun karena tak kunjung ada jawaban, keponakan korban meminta izin ke ketua RT setempat untuk masuk ke rumah lewat pintu belakang.

Dari keterangan keponakan korban, pintu belakang rumah korban sudah dalam keadaan terbuka.

Saat ditemukan, korban sudah tewas tergeletak di depan pintu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com