JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus robohnya tembok SPBU di Tebet, Jakarta Selatan, yang menewaskan tiga anggota keluarga bernama Sumedi Riyanto (80), Thio (74), dan Ami Kusuma Dewi (35) berujung damai.
Sehari setelah kejadian, PT Pertamina Patra Niaga memberikan santunan terhadap keluarga korban.
"PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan dukacita mendalam kepada korban dan keluarganya. Santunan untuk para korban telah diberikan dan diterima langsung oleh keluarga korban," ujar Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024).
Baca juga: Pertamina Beri Santunan ke Keluarga Korban Tewas Tertimpa Tembok SPBU di Tebet
Lebih lanjut, Eko menyebutkan, pihaknya menyesalkan peristiwa nahas tersebut terjadi.
Karena itu, pihaknya bakal menyerahkan penyelidikan kasus ini kepada aparat kepolisian.
"Pertamina menyayangkan terjadinya insiden runtuhnya tembok pembatas Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) 34.128.04, Tebet, Jakarta Selatan, pada Senin pukul 11.50 WIB. Penyebab runtuhnya tembok masih dalam investigasi pihak kepolisian," tutur dia.
Keluarga korban bernama Amri (42) menyampaikan bahwa pihaknya enggan menyeret PT Pertamina (Persero) ke jalur hukum.
“Saya dan adik saya sepakat untuk mencari jalan tengah meski kasus ini masih diproses oleh polisi,” ujar Amri, Senin.
Baca juga: Keluarga Korban Robohnya Tembok SPBU Tak Ingin Pidanakan Pertamina
Kata Amri, keluarganya tak ingin memperpanjang masalah karena sudah ikhlas dengan musibah yang terjadi.
Ia tak ingin para korban yang merupakan ayah, ibu, dan adiknya itu tak tenang di alam kubur.
“Kami enggak mau mereka enggak tenang di sana, karena kami masih memperkarakan kasus ini,” tutur dia.
Meski memilih jalur damai, Amri berharap ada uluran tangan lebih dari pihak Pertamina selain memberikan dana santunan.
Hal ini diharapkan dapat terwujud karena Ami meninggalkan empat orang anak yang masih kecil-kecil.
“Meski sudah ada kompensasi untuk dana pemakaman dan lain-lain, kami berharap mereka bisa membantu pendidikan anak dari adik saya. Yang paling besar baru kelas 5 SD soalnya dan yang paling bontot masih dua tahun,” imbuh dia.
Amri berujar, ketiga anggota keluarganya telah dimakamkan pada Minggu (21/1/2024) malam.