Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Keseharian Kernet Bus AKAP, Tak Tahu Kapan Pulang dengan Penghasilan Tak Menentu

Kompas.com - 26/01/2024, 15:46 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerasnya perjuangan untuk mencari uang begitu dirasakan oleh kernet bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) bernama Anto (52).

Pria asal Tegal, Jawa Tengah, itu mengaku bahwa ada banyak hal yang harus ia korbankan agar bisa mendapatkan uang demi anak dan istrinya, salah satunya adalah waktu bersama keluarga.

Tak tahu kapan pulang

Kepada Kompas.com, Anto menjelaskan mengenai tugas-tugas pokok sebagai seorang kernet.

Baca juga: Keluh Kernet Bus AKAP: Sekali Perjalanan Dapat Rp 150.000 tapi Tak Tahu Kapan Pulang

Di Terminal Tegal, Anto hanya melakukan pemeriksaan dengan mengambil karcis-karcis dari penumpang.

“Nanti (karcisnya) kasih pengurus, lalu berangkat. Entar kalau di jalan dapat tiga penumpang, ya ambil duitnya, terus kasih sopir,” kata Anto saat berbincang dengan Kompas.com di sebuah warung kopi, Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (24/1/2024).

Setelah sampai tujuan, misal wilayah Dadap, Anto bersama sopir bus tidak langsung kembali ke Terminal Tegal. Mereka menunggu penumpang sampai keesokan harinya.

“Kita rutenya dari Tegal, masuk Cipali, Grogol, Cengkareng, Kamal Muara, Dadap. Terus, ngetem. Kalau enggak ada penumpang, ya kayak begini, nge-pool, enggak pulang,” ujar Anto.

“Ya kalau misalnya cuma dapat dua atau tiga penumpang bagaimana? Entar pengurusnya enggak berani nombok. Ya syukur-syukur ada 10 lebih, bisa pulang. Kalau penumpangan cuma dua atau tiga, ya di sini lagi. Iya, enggak (pulang),” lanjutnya.

Jika mendapatkan penumpang banyak, mereka langsung bergegas. Tugas Anto sama seperti di Terminal Tegal, melakukan pengecekan.

Baca juga: Siasat Anto Menutupi Kurangnya Upah Kernet Bus AKAP untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Jika ada penumpang di tengah jalan, ia mengambil uang lalu memberikan kepada sopir.

Saat tiba di Terminal Tegal, Anto harus membersihkan bus. Ia memungut sampah penumpang yang tersisa dan menyapu lantai bus sampai bersih.

Setelah itu, Anto baru bisa menerima upahnya dalam satu kali perjalan pulang dan pergi.

Namun, tugas Anto belum usai. Saat matahari terbit, ia harus mencuci bus sebelum akhirnya digunakan oleh sopir lain.

“Waktu baru-baru jadi kernet, ya semangat. Setelah narik, sampai Terminal 03.00 WIB, langsung nyuci saya. Tapi lama-lama saya kena penyakit, keluar darah. Saking capeknya kali ya. Pas diperiksa, kecapean katanya,” imbuh Anto.

Baca juga: Sekarang Rp 100.000 Mah Enggak Ada Apa-apanya, tapi Upah Kernet Enggak Naik-naik

“Saya berpikir, ya karena besoknya libur, mending cuci pagi saja. Kan enak, soalnya sudah tidur. Kira-kira jam 08.00 WIB. Nanti jam 12.00 WIB sudah bersih semua. Besoknya lagi, ngetem lagi (di Terminal Tegal),” tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com