Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Tawuran Pelajar di Jakarta, Sosiolog: Pendekatannya Harus Multikomprehensif

Kompas.com - 02/02/2024, 13:17 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat mengatakan bahwa pendekatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan kepolisian harus multikomprehensif untuk mengatasi tawuran pelajar di Ibu Kota.

"Tawuran pelajar ini bukan masalah yang baru, ini sudah lama terjadi dalam konteks Jakatlrta sejak tahun 1990 di era STM. Dan ini terus berulang sampai sekarang. Pendekatannya memang harus multikomprehensif ya," kata Rakhmat saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

Meski Pemprov DKI Jakarta memberikan sanksi dengan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) pelajar yang terlibat, lagi-lagi tawuran kembali terjadi.

Baca juga: Penyesalan Remaja yang Tangannya Putus akibat Tawuran di Pasar Rebo, Tangisi Nasib Cita-citanya Jadi Polisi

"Dinas Pendidikan DKI Jakarta itu juga bisa secara simultan, secara berkesinambungan melakukan program-program preventif dengan kampaye antitawuran, bikin program semacam pelajar antitawuran, program-program kampanye yang lebih edukatif dan lebih interaktif untuk mempromosikam antitawuran," ungkap Rakhmat.

Sementara itu, pihak keplisian juga harus hadir secara rutin di setiap sekolah yang berada di wilayah hukum masng-masing.

"Misalnya, Kapolsek atau Kapolres setiap Senin pagi rutin menjadi pembina upacara untuk mempromosikan atau kampanye antitawuran. Nah, itu program yang bisa berjalan secara simultan," ucap Rakhmat.

Selain dua hal tersebut, Rakhmat menyarankan dua lembaga negara harus bekerja sama untuk mengkampanyekan antitawuran melalui media sosial.

Baca juga: Kesaksian Warga Lihat Tawuran di Bekasi, Korban Berseragam Sekolah Terkapar dengan Luka di Kepala

Meski begitu, Rakhmat juga mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan tawuran antar pelajar kembali terulang.

"Dari pihak keluarga juga, kontrol keluarga lemah, kurang maksimal. Karena, kalau mereka sudah keluar rumah, mereka sudah lepas kontrol. Itu sudah wilayah anak-anak masing-masing, termasuk juga sekolah ya," imbuh Rakhmat.

"Sekolah itu, ketika anak-anak di dalam sekolah, mereka masih terkontrol. Tapi selepas keluar dari gerbang sekolah, nhh ini yang menjadi problem di situ," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com