Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Petugas PPSU Dibuat Sakit Hati Lurah Ancol karena Dihina Miskin, Pilih Mogok Kerja dan Tuntut Permintaan Maaf

Kompas.com - 20/02/2024, 05:30 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol menggelar aksi lempar sapu lidi di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi.

Aksi tersebut dilakukan sebagai tanda bahwa mereka mogok kerja lantaran sering dimarahi dan dihina dengan sebutan "miskin" oleh Lurah Kelurahan Ancol Saud Maruli Manik dan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol.

"Saya PPSU Kelurahan Ancol. Kami minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita enggak enak hati kan, dengan kata-kata 'miskin'. Contohnya 'PPSU miskin dilarang merokok'," kata Arief, salah satu petugas PPSU yang ditemui dalam aksi tersebut, Senin.

Baca juga: Disebut Miskin oleh Lurah Ancol, PPSU Mogok Kerja dan Gelar Aksi Lempar Sapu

Selain itu, Arief menyebut petugas PPSU kerap "dipecut" saat bertugas oleh Saud dan Kenny, terutama saat pelaksanaan Pemilu 2024 yang lalu.

"Ya namanya kerja ya capek ya, Bang, cuma jangan dipecut anak-anak, jangan sering kali dipecut. Kemarin apalagi pas lagi kita menyaksikan pemilu, kami catat berapa suara, itu kan memiliki waktu yang panjang, yang lama. Seharusnya ada rasa simpatinya gitu, jangan terlalu dipecut anak-anak, kasihan," jelas Arif.

Pendapat yang sama dengan Arif juga dilontarkan oleh Pipit Mulyaningsih, anggota PPSU Kelurahan Ancol lainnya yang juga ikut dalam aksi.

"Pak sekretaris kelurahan kalau omong nyakitin, selalu katain miskin ke PPSU. Jadi kayaknya anak-anak sakit hati," ujar Pipit.

Bahkan, perkataan yang tak mengenakkan itu sempat dilontarkan kepada rekan Pipit saat antre pembagian sembako kecamatan.

"Kalau saya dengar pas pembagian sembako dari kecamatan, itu kan harus nebus Rp 100.000. Sedangkan dia enggak punya duit, tapi dia udah dapat kupon. Tapi dikatain 'yang miskin-miskin ke sini dulu'," lanjutnya.

Baca juga: Mogok Kerja karena Diejek Miskin, PPSU Tuntut Lurah Ancol Minta Maaf

Tuntut minta maaf

Arief menyampaikan, para petugas PPSU Kelurahan Ancol menuntut Saud dan Kenny meminta maaf secara terbuka atas kata-kata yang membuat sakit hati.

Mereka ingin sang lurah dan sekretarisnya sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak dapat dibenarkan.

"Tuntutan kami minta keadilan, Pak Lurah minta maaf dengan kita-kita orang kalau dia memiliki kebijakan yang salah, sering menghina," kata Arief.

"Perkataannya juga dijaga, kalaupun kami PPSU, jangan direndahkan. Minta keadilan, jangan dikit-dikit dikatain miskin," timpal Pipit.

Mengaku bercanda

Baca juga: Lurah Ancol Mengaku Hanya Bercanda Sebut PPSU Miskin, padahal Bikin Petugas Sakit Hati

Soal dirinya disebut kerap menghina petugas PPSU dengan sebutan miskin, Saud buka suara.

"Saya jelaskan ya, jadi bahasa (miskin) itu saya sampaikan di saat pembinaan PPSU. Pembinaan itu saya berikan kepada PPSU, bagi yang merokok agar berhenti merokok, lebih baik duitnya ditabung untuk anak istri kita supaya tidak miskin karena kebutuhan sekarang harga semakin meningkat," ucap Saud saat dikonfirmasi, Senin.

Saud mengaku tak ada maksud menghina para petugas PPSU. Kata "Miskin" yang ia pakai bersama sang sekretaris konteksnya bercanda.

"Kemudian bahasanya Pak Sekkel (Sekretaris Kelurahan) itu terlontar tanpa sengaja dalam keadaan bercanda. Karena di saat itu kita lagi ada pembagian kupon pangan murah dari Food Station, di saat dibagi kupon ternyata mereka tidak bawa duit," ucap Saud.

"Jadi Pak Sekkel itu ya namanya akrab sama PPSU, dia jawab gini sambil bicara, 'miskin amat', tapi dibagi uang, dikasih uang pinjam. Bukan mengatakan kamu miskin, bukan begitu," lanjutnya.

(Tim Redaksi: Vincentius Mario, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com