JAKARTA, KOMPAS.com - Reza (30), pemilik sebuah warung makan di Jalan Kebon Jahe Kober, Gambir, Jakarta Pusat, terpaksa mengurangi porsi nasi yang dijualnya akibat harga beras yang melonjak drastis.
"Jauh (naiknya). Ini mah bukan naik harga, tapi pindah harga. Harga sekarung yang 50 kilogram dari Rp 550.000 jadi Rp 850.000," kata Reza saat diwawancarai di warungnya, Selasa (20/2/2024) sore.
Biasanya, ia membeli beras solo itu di agen beras Pasar Jembatan Lima, Jakarta Barat.
Baca juga: Keluh Penjual Beras di Pasar Tomang Barat: Harga Naik, Pembeli Berkurang
Reza mulai merasakan kenaikan harga beras sejak Desember 2023.
Harganya perlahan melonjak, sampai-sampai ia memutuskan untuk mengurangi porsi nasi di warungnya yang dibanderol seharga Rp 5.000 per bungkus.
"Naik (harganya) pelan-pelan dari Desember. Kemarin kan alasannya kemarau, sekarang sudah hujan malah tambah parah," keluh dia.
Selain mengurangi porsi nasi, Reza juga memiliki opsi untuk menaikkan harga. Namun, ia tidak ingin melakukan hal itu
Baca juga: Emak-emak di Bekasi: Harga Beras Mahal, tapi Buluk
Sebab, ia berpendapat, kondisi ekonomi pelanggannya masih merangkak pasca pandemi covid-19 mulai mereda.
"Belum bisa menaikkan harga. Enggak kepikiran campurin beras juga karena pasti rasanya berubah dan (kualitasnya) berkurang," celetuk dia.
Meski begitu, Reza bersyukur para pelanggannya tidak ada yang protes atas porsi nasi yang berkurang. Lantaran, ia juga tidak ikut mengurangi porsi lauk.
"Enggak gitu ketara (porsi nasi dikurangi). Jadi enggak masalah," imbuh dia.
Baca juga: Curhat ke Mendag, Pedagang Beras: Tolong Turunin Harganya, Pak...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.