DEPOK, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan pokok menyebabkan sejumlah warga berstrategi agar kebutuhan utama tetap terpenuhi sesuai porsi.
Freelance designer bernama Riri (24) memperketat pengeluarannya untuk makanan karena hidup sendiri di indekos.
"Karena saya hidup sendiri di kos, apalagi gaji tuh Rp 5 juta, itu ditargetin untuk makan Rp 200.000 seminggu, enggak bisa lebih," ujar dia kepada Kompas.com, Rabu (21/2/2024).
Baca juga: Serba Salah Pengusaha Warteg di Palmerah, Tak Berani Naikkan Harga meski Beras Mahal
Bahkan, Riri membuat daftar menu makanan setiap harinya supaya pengeluaran tetap terkontrol.
"Saya buat meal plan setiap minggunya. Misal, Senin pagi saya makan pasta, malamnya saya makan soto. Daftar ini saya buat dan pasti saya lakukan," jelas dia.
Sementara itu, karyawan swasta bernama Rinny (53) mau tidak mau menambah anggaran untuk makan agar tetap bisa makan seperti biasa kala harga makanan serba mahal.
"Pokoknya dalam sebulan itu kebutuhan beras, telur, minyak, dan gula dipatok Rp 1 juta, tapi bulan ini sudah nombok Rp 500.000 karena saya juga enggak mau sampai kurangin kualitas bahannya atau kurangin porsi makan," kata Rinny.
Uangnya diambil dari anggaran jajan rutin bersama keluarganya yang disisihkan saat gajian.
"Biasanya keluarga saya sebulan sekali suka makan di luar, tapi karena kondisi beli beras saja mahal, selama Febuari ini enggak akan ada agenda tersebut dan memilih masak sendiri di rumah," ujar dia.
Baca juga: Harga Beras Naik Drastis, Pemilik Warung Makan di Gambir Terpaksa Kurangi Porsi
Sementara itu, pekerja lepas pengurus tanaman bernama Madaris (54) tidak mematok pengeluaran untuk kebutuhan makan keluarga.
Dia yang hidup bersama istri dan dua orang anak memilih mencari pekerjaan tambahan.
"Opsi terbaik saya dan istri tuh membuat camilan ringan yang nanti dititipkan ke warung-warung. Ini sudah jadi obrolan panjang dan akan segera dilakukan bulan ini," ucap Madaris.
Madaris juga sempat berpikir menjadi pengemudi ojek online (ojol) mulai sore hari, saat pekerjaan utamanya selesai.
"Ada pertimbangan jadi ojol lagi kayak 2021 lalu, tapi takut istri enggak izinin dan energi dari saya mungkin sudah enggak kuat," tutur Madaris.
Sebagai informasi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia per 1 Februari 2024 tentang rata-rata harga beras bulanan di tingkat penggilingan menurut kualitas, beras termahal (premium) menyentuh harga Rp 13.662 per kilogram.
Beras termurah yang dikategorikan "Luar Kualitas" juga mencapai rata-rata harga Rp 13.057 per kg.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.