JAKARTA, KOMPAS.com - Isu bursa calon gubernur DKI Jakarta mulai menghangat. Seiring semakin terangnya pemenang Pilpres 2024, sejumlah politikus mulai menggeser arena "pertarungannya" memperebutkan kursi orang nomor satu di Ibu Kota.
Politikus Golkar Ridwan Kamil salah satunya. Ia memasang baliho besar di jalanan Jakarta dengan tulisan, "OTW Jakarta nihhh", lengkap foto dirinya.
Baliho itu menuai berbagai respons dari banyak pihak dan dianggap sebagai kode Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Partai Golkar maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI.
Baca juga: Psywar Ridwan Kamil Vs Ahmad Sahroni, Maju Pilgub DKI Jakarta?
Hal serupa dilakukan oleh Ketua DPD DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar dan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam video pernyataan terkait unggulnya pasangan calon nomor urut 1 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Ibu Kota.
Pasangan Ketua-Sekretaris Tim Kemenangan Daerah (TKD) Prabowo-Gibran mengucapkan rasa syukurnya atas keunggulan Prabowo-Gibran sebesar 41,9 persen di DKI Jakarta, Zaki menggulung lengannya sambil “gimik” bersama Riza.
“Yuk, kita kerja lagi untuk Jakarta, Bos,” kata Zaki kepada Riza.
“Oke, gas!” balas Riza.
Baca juga: Ahmed Zaki Mengaku Terima Mandat dari Golkar Untuk Jadi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Iman mengatakan, Zaki dan Riza memiliki modal politik yang layak untuk maju dalam Bursa Pilkada DKI Jakarta.
“Khususnya Riza Patria yang merupakan pengurus partai, jajaran elit Partai Gerindra. Kedua, ia juga mantan wakil gubernur DKI Jakarta. Misal jika berpasangan dengan Ahmed Zaki, politisi yang merupakan kader partai Golkar dan memiliki gerbong politik untuk menopang suksesnya di Pilkada saat maju,” kata Arif saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/2/2024) malam.
Baca juga: Alasan Gerindra Tunjuk Ariza jadi Koordinator Relawan Prabowo: Sudah Bekerja Baik Saat jadi Wagub
Arif menilai Riza Patria memiliki modal lebih kuat karena pernah jadi wakil gubernur DKI Jakarta. Ia juga berpotensi memiliki popularitas yang tinggi.
Selain itu, kedua partai yang menaungi mereka juga sangat berpotensi. Lantaran, Gerindra dan golkar saat ini berada dalam satu gerbong sebagai pendukung Prabowo-Gibran.
Meski begitu, tetap ada kerentanan terkait ego antara dua tokoh itu.
“Hanya saja, yang menjadi tantangan adalah apakah mereka bisa ada yang mengalah antara posisi cagub dan cawagub,” celetuk Arif.
Terkait kebutuhan pemimpin DKI Jakarta di masa depan, ada segudang permasalahan klasik yang hingga saat ini belum terselesaikan.
Baik nantinya masih menjadi ibu kota atau tidak, Jakarta adalah kota megapolitan yang memiliki kompleksitas masalah lebih rumit ketimbang daerah lain.