JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyerahkan santunan untuk keluarga anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) Pemilu 2024, Ahmad Julfi (24), yang meninggal di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).
Pantauan Kompas.com, Ketua KPU DKI Wahyu Dinata dan Ketua KPU Jakarta Pusat Efniadiansyah beserta jajaran datang sekitar pukul 15.30 WIB di kediaman almarhum di Kebon Kacang, Tanah Abang.
"Mudah-mudahan santunan ini bisa membantu meringankan. Karena ini bagian dari tugas negara yang dijalankan almarhum," ujar Wahyu kepada ibu Ahmad Julfi.
Sementara itu, Efni menyampaikan kata-kata penghiburan dengan suara tercekat dan mata berkaca-kaca.
"Almarhum bagian dari keluarga kami, Bu. Apapun yang Ibu rasakan sama keluarga, itu juga yang kami rasakan," ujar Efni.
"Sekali lagi mudah-mudahan almarhum dapat tempat terbaik, diterangkan kuburnya, dihapuskan segala dosanya," lanjut dia.
Setelah itu, KPU menyerahkan amplop coklat berisi uang Rp 46 juta kepada ibu mendiang.
Kemudian, sang ibu mengucapkan terima kasih dan mereka lanjut berbincang-bincang.
Sebagai informasi, Julfi merupakan petugas KPPS TPS 066 Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca juga: Cegah Kerusakan, KPPS di TPS Jakut Diminta Tak Sembarangan Simpan Logistik Pemilu Susulan
Ia tewas usai menabrak tiang listrik saat mengantarkan logistik Pemilu, Kamis (15/2/2024) dini hari.
“Faktor kelelahan dan kecapekan, mungkin. Dia nabrak trotoar beton, di tengah-tengahnya ada tiang listrik. Di Jalan Kyai Haji Mas Mansyur depan rumah susun Kebon Kacang,” ujar kakak sepupu almarhum, Bambang (31) saat ditemui di rumah duka di Kebon Kacang, Jumat (16/2/2024).
Kala itu, Julfi tengah membonceng seorang anggota panitia pengawas Pemilu (Panwaslu) berinisial R yang membawa kotak suara dalam pangkuannya.
Setelah kecelakaan terjadi, Julfi dibawa ke RSUD Tanah Abang. Sementara itu, R segera naik ojek online kembali ke TPS untuk mengabari rekan-rekannya yang lain.
Mendengar kabar itu, Bambang menyusul ke tempat kejadian perkara (TKP). Lalu, pergi ke RSUD Tanah Abang.
Baca juga: Penyebab Pemungutan Suara Ulang di TPS Menteng, KPPS Salah Berikan Surat Suara ke Pemilih Tambahan
Saat Bambang bertemu Julfi di rumah sakit, almarhum sempat dalam keadaan sadar sekitar 15 menit. Ia mengeluhkan dadanya yang terasa sakit dan terbakar.
“Berdarah dari kuping, muntah darah juga. Katanya sakit di dada, terus kepanasan. Dia ngeluh, ‘panas-panas, sakit, enggak kuat dadanya’,” ucap Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.