Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rayakan Hari Perempuan Internasional, Ibu Ini Berharap Buah Hatinya Jadi Aktivis dan Tak Malu Ikut Demo

Kompas.com - 09/03/2024, 14:38 WIB
Xena Olivia,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu bernama Mike Verawati (45) berharap anak semata wayangnya bisa menjadi seorang aktivis.

“Saya punya harapan anak saya yang sudah SMP (nanti) tidak malu untuk demo. Anak saya harus meyakini demo itu bagian dari menyuarakan aspirasi rakyat,” kata Mike kepada Kompas.com saat aksi “Perempuan Indonesia Geruduk Istana” di Silang Monas Barat Daya, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).

Mike tak ingin anaknya menganggap aksi demo sudah ketinggalan zaman. Ia pun menyayangkan sikap anak muda yang menganggap remeh aksi-aksi penyampaian aspirasi.

Baca juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional, Kaum Wanita Minta Pelanggar HAM Berat Diadili

“Mereka yang bilang ‘ngapain aksi begini?’, atau setiap Bu Sumarsih aksi Kamisan enggak didengar. Saya pengen anak saya tidak berpikiran seperti itu,” tutur Mike.

Meski begitu, Mike tetap memiliki kekhawatiran tersendiri sebagai seorang ibu. Ia takut pemerintahan selanjutnya akan membatasi aksi-aksi penyampaian pendapat di kalangan masyarakat.

“Termasuk hari ini, apakah akan dibungkam? Atau direpresi?” celetuk dia.

Untuk mengatasi kekhawatiran itu, MIke menenangkan diri dengan memahami kebijakan yang mengizinkan masyarakat untuk berbicara.

Ia paham bahwa masyarakat memiliki hak untuk melapor ke pihak berwajib atau mengajukan gugatan apabila mendapat represi.

“Jadi paling tidak, kegelisahannya berkurang, meski tetap ada,” ujar MIke, tersenyum.

Baca juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional, Tati Harap Kaum Wanita Bisa Berjuang Bersama Lawan Penindasan

Selain itu, ia juga selalu mempersiapkan sejumlah antisipasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat menggelar aksi.

“Misalnya, bagaimana caranya mendeteksi yang kerusuhan atau chaos, itu kan bagian dari persiapan. Itu bisa mengurangi kegelisahan,” imbuh dia.

Sebagai informasi, aksi “Perempuan Indonesia Geruduk Istana” digelar bertepatan dengan momentum Hari Perempuan Internasional.

Tanggal 8 Maret diperingati sebagai tonggak sejarah perjuangan perempuan seluruh dunia untuk mencapai kesetaraan, pemenuhan hak-hak, dan pengakuan atas hak asasi manusia (HAM).

Adapun kaum wanita yang ikut serta dalam aksi itu menyoroti sejumlah kemerosotan demokrasi di dalam negeri selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Cerita Nancy Saat Aksi Hari Perempuan Internasional, Sedih Tak Bisa Berorasi di Depan Istana

Hal yang mereka sebutkan adalah melanggengkan kekuasaan oligarki dan kekerasan yang menargetkan pejuang keadilan serta impunitas pada para penjahat HAM, DPR yang dinilai tidak menjalankan fungsi check and balances, dan Jokowi yang dinilai melakukan pengkondisian politik dengan tujuan mempertahankan pengaruh dan kekuasaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com