JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono angkat bicara terkait bencana banjir yang terjadi di Ibu Kota beberapa hari terakhir.
Titik banjir yang disoroti oleh eks Wali Kota Jakarta Utara itu, yakni di Tagal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Di wilayah tersebut, ketinggian airnya lebih dari satu meter.
Banjir di Tegal Alur itu terjadi pada Sabtu (23/3/2024 dan dinyatakan baru surut Minggu (24/3/2024) malam.
Baca juga: 9 RT di Jakbar Masih Banjir, 562 Warga Tegal Alur Mengungsi
Heru pun menyampaikan permohonan maaf terkait banjir di Tegal Alur yang terjadi lebih dari 24 jam itu.
"Saya mohon maaf di Jakarta Barat, kemarin juga tergenang," ujar Heru kepada wartawan di Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (25/3/2024).
Banjir yang terjadi di Jakarta, termasuk di Tegal Alur tersebut disebabkan curah hujan yang tinggi, yakni rata-rata 200 milimeter atau di atas daya tampung drainase.
Menurut Heru, Pemprov DKI Jakarta kewalahan mengantisipasi banjir apabila intensitasnya mencapai 180 milimeter dan berlangsung selama empat jam.
"Itu 180 (mm) saja sudah kewalahan (apalagi) 200 (mm) jadi semuanya mohon dimaklumi," ucap Heru.
Selain curah hujan yang tinggi, Heru mengatakan, banjir yang terjadi di Tegal Alur juga disebabkan luapan kali akibat air kiriman dari hulu.
"Ini kan karena yang tadi saya bilang, curah hujan hingga 200 milimeter. Kemudian ada juga kiriman," kata Heru.
Banjir yang terjadi di Tegal Alur telah surut. Heru memastikan bahwa petugas baik dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Lingkungan Hidup, BPBD dan PPSU telah mengatasinya.
"Iya, (banjir) 24 jam. Tapi kan sudah diatasi," ucap Heru.
Salah satu warga Kelurahan Tegal Alur, Nina (50) mengaku mendapatkan satu kali bantuan setelah dua hari mengungsi di Rusun Lokbin Tegal Alur, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Korban banjir ini mengungkapkan, pengungsi baru mendapatkan nasi bungkus pada Jumat (22/3/2024) pukul 23.00 WIB.
“Nasi bungkus telat, kemarin pada kelaparan, pada kedinginan. Saya mah kasihan sama cucu saya, saya kan punya cucu dua, satu baru tiga bulan, yang satu 8 tahun,” kata Nina.