Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Umum Flu Singapura dan DBD Disebut Hampir Mirip, Bedanya di Benjolan Kecil

Kompas.com - 27/03/2024, 18:37 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Gejala awal penyakit flu singapura (hand, foot, and mouth disease) disebut hampir mirip dengan gejala demam berdarah dengue (DBD).

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Humas RSUD KiSA Depok Asa Ari Wibowo.

"Sebenarnya, gejalanya mirip-mirip dengan DBD, akan tetapi, penyakit ini punya benjolan kecil yang membedakannya," kata Ari kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2024).

Baca juga: Tren Flu Singapura di RSUD Depok Meningkat, Ada 11 Kasus pada Maret 2024

Ari mengungkapkan, benjolan kecil tersebut umumnya muncul di telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa mulut.

"Selain itu, muncul juga ruam pada kulit pasien akibat dari virus Coxsackie dan HEV 17 tersebut," lanjut Ari.

Gejala awal pasien flu singapura adalah demam selama satu sampai dua hari.

"Bila dari gejala demam juga sudah lebih dari dua hari, segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," tutur Ari.

Gejala yang paling sering terlihat pada pasien adalah berkurangnya nafsu makan, lesu, dan nyeri tenggorokan karena munculnya sariawan.

Jangka waktu rawat inap yang mungkin memiliki kisaran 5-7 hari ini rentan terjadi pada bayi atau anak-anak berusia di bawah lima tahun.

Baca juga: Pasien Flu Singapura di RSUD Depok Didominasi Balita

"Kebanyakan, pasien flu singapura ini lebih banyak menyerang ke bayi dan anak-anak dengan usia di bawah lima tahun," tambah Ari.

Oleh karena itu, Ari mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah preventif atas penyakit ini.

"Risiko penularan dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yakni mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, dan tidak menggunakan alat rumah tangga secara bersamaan," jelas Ari.

Diberitakan sebelumnya, jumlah kasus flu singapura atau HFMD di RSUD Khidmat Sehat Afiat (KiSA) Depok per 1-20 Maret 2024 mencapai 11 kasus.

Jumlah tersebut meningkat dari data rumah sakit selama Febuari 2024 sebanyak empat pasien.

"Menurut data di tahun 2024 ini, di Januari 2024 itu satu pasien, Febuari naik menjadi empat pasien. Dan untuk data bulan ini sampai 19 Maret 2024 lalu, itu ada 10 pasien, itu trennya jadi meningkat," terang Ari saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com