JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, rencana pengembangan lumbung pangan atau food estate di Kepulauan Seribu bisa memberikan dampak positif untuk pendapatan asli daerah (PAD), apabila dapat dikelola secara maksimal.
Di samping itu, food estate di Kepulauan Seribu juga dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam yang tersedia.
“Memang itu kan potensi, potensi untuk lumbung pangan kelautan kan. Potensi juga untuk PAD kami,” ujar Heru Budi kepada wartawan di Stasiun Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Kamis (28/3/2024).
Heru Budi belum menjelaskan secara terperinci konsep food estate yang akan dikembangkan di Kepulauan Seribu.
Dia hanya menegaskan bahwa rencana tersebut sudah mulai didiskusikan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Tujuan utamanya adalah menjamin ketahanan pangan wilayah Jakarta pada masa mendatang.
"Oh ya (sudah dibahas) bersama Bappenas. Untuk masa depan," jelas Heru Budi.
Sebelumnya, Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) mempertanyakan urgensi wacana pengembangan food estate atau lumbung pangan di Kepulauan Seribu.
Wacana tersebut disampaikan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2024 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Selasa (19/3/2024).
Baca juga: Sebelum Bangun Food Estate, Heru Budi Diminta Penuhi Dulu Kebutuhan Warga Kepulauan Seribu
Berkaca dari preseden food estate sebagai proyek skala besar, proyek tersebut disebut berpotensi akan meningkatkan kerentanan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Seribu.
"Eksploitasi di Kepulauan Seribu akan memperparah kerusakan yang terjadi," ucap Kepala Divisi Kehutanan dan Lahan ICEL Difa Shafira kepada Kompas.com, Rabu (20/3/2024).
Menurut Difa, seharusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berfokus pada pemulihan lingkungan terlebih dahulu.
"Apakah food estate memang merupakan solusi atau pemerintah seharusnya fokus memberikan dukungan dan perlindungan terhadap nelayan?" ucap Difa.
Di Kepulauan Seribu sendiri, Difa menjelaskan, problemnya itu ada pencemaran laut, kerusakan terumbu karang, dan konflik agraria.
“Tadi saya luput ada problem juga terkait kerentanan karena Kepulauan Seribu yang karakteristiknya low lying island," ungkap Difa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.