JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru di Jakarta Timur bernama Yanti (52) mengaku sempat pasrah gagal mudik Lebaran karena dana hibahnya tidak cair pada Rabu (3/3/2024).
Sebab, dia sudah merencanakan mudik bersama adiknya ke kampung halaman mereka, yakni di Madiun, Jawa Timur.
“Ya tadinya kan buat mudik sama adik kandung saya. Dana hibah ini kan lumayan bagi saya yang sekarang single parent sejak 2018,” ungkap Yanti saat ditemui Kompas.com di Gedung Guru Jakarta, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2024).
Baca juga: Guru Berbondong-bodong Datangi Gedung Guru Jakarta, Pertanyakan Dana Hibah Tak Cair
Oleh karena itu, ia rela datang ke Gedung Guru Jakarta meski lokasinya sangat jauh dari rumahnya, yakni di Kabupaten Bekasi.
“Berangkat pagi-pagi, naik transportasi umum. Saya baru pertama kali ke sini. Ini saja mau pulang bingung. Karena jauh banget dari rumah saya,” ujar Yanti.
Perjuangan Yanti yang datang jauh-jauh membuahkan hasil. Ternyata, alasan dana hibahnya tidak cair karena nomor rekening yang salah ketik.
“Kesalahan ada pada operator sekolah. Ya cuma enggak apa-apa. Alhamdulillah, katanya besok cair. Entar malam mau rencanakan mudik lagi sama adik saya,” tutur Yanti.
Untuk diketahui, sejumlah guru mendatangi Gedung Guru Jakarta, Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2024).
Bukan untuk berdemo, melainkan mereka mempertanyakan alasan dana hibah dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak cair.
Baca juga: Senangnya Warga Ikut Mudik Lebaran Gratis, Bisa Berhemat di Tengah Harga Tiket Mahal
Oleh karena itu, mereka mengantre dengan tertib. Karena saking banyaknya guru yang hadir dari berbagai daerah dalam satu kesempatan yang sama, antrean mengular sampai parkiran motor.
Ada beberapa alasan mengapa dana hibah termin I senilai Rp 1,5 juta ini tidak cair.
“(Datang ke Gedung Guru Jakarta) ingin mengecek, ingin mencari tahu, kenapa tidak cair. Ada yang gagal salur karena rekeningnya sudah tidak aktif, ada yang salah ketik nomor rekening, jadi macam-macam. Ada yang terkena pangkas kuota,” ujar guru berinisial EK saat ditemui Kompas.com, Kamis (4/4/2024).
“Kalau saya termasuk yang kena pangkas karena kuota,” lanjut EK yang sudah mengajar sejak 2006.
Baca juga: Rawan Kecelakaan, Polda Metro Jaya Minta Warga Tak Mudik Jauh Pakai Motor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.