Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi RDF Plant Dianggap Tidak Tepat Atasi Masalah Sampah di Jakarta

Kompas.com - 05/04/2024, 15:48 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat isu berkelanjutan Sigmaphi, Gusti Raganata menilai, teknologi refuse derived fuel (RDF) tidak tepat untuk mengatasi masalah sampah di Jakarta.

"Teknologi RDF tidak tepat untuk mengatasi masalah sampah di Jakarta," ujar Gusti ketika diwawancarai Kompas.com, Kamis (4/4/2024).

Baca juga: Pemprov DKI: Groundbreaking RDF Plant Rorotan Setelah Pengumuman Kontraktor

Rencananya, teknologi RDF Plant ini akan dibangun di Rorotan, Jakarta Utara oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada tahun ini.

Menurut Gusti, RDF Plant hanya mampu mengelola 20 persen dari total sampah di DKI Jakarta.

"Contohnya total sampah 2.200 ton, maka RDF hanya dapat mengolah sampah sebesar 440 ton dan masih menyisakan sampah basah sekitar 1.760 ton," sambung dia.

Sisa sampah itu pun akan menjadi tumpukan sampah baru nantinya.

Jika tumpukannya sudah overload, berpotensi menyebabkan bencana lingkungan, antara lain longsor, kebakaran, ledakan, dan pencemaran udara.

Gusti menambahkan, teknologi RDF sudah seringkali gagal diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia.

Baca juga: Pembangunan RDF Plant Rorotan Diharapkan Berlangsung Mulai Maret 2024

"Teknologi RDF terbukti tidak berhasil dan gagal diimplementasikan beberapa wilayah daerah seperti Cirebon, Bali, maupun di Bantar Gebang," kata dia.

Menurut dia, teknologi RDF hanya dapat implementasikan di kota-kota kecil dan tidak tepat untuk di kota besar seperti wilayah DKI Jakarta.

"Karena Jakarta menghasilkan 8.500 ton sampah per hari," kata Gusti.

"Teknologi RDF ini sudah tidak digunakan lagi di negara maju di seluruh dunia," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com