Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Ojol Keluhkan Susah Dapat Driver hingga 2 Jam Lamanya

Kompas.com - 06/04/2024, 19:10 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ramai di media sosial tentang penumpang ojek online (ojol) yang mengeluhkan sulitnya memesan transportasi online melalui aplikasi sejak Rabu (3/4/2024) hingga Jumat (5/4/2024) kemarin.

Salah satunya dialami oleh Gita (32), seorang jurnalis yang awalnya hendak pulang dari daerah Pasar Rebo menuju tempat tinggalnya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

"Mau pesan mobil ke tempat tinggal saya susah, akhirnya ganti destinasi ke Stasiun Pasar Minggu, yang jaraknya lebih dekat dan biar saya pulangnya naik kereta saja," kata Gita saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/4/2024).

Akan tetapi, hal tersebut tetap tidak memberikan hasil apa-apa bahkan ketika langit sudah gelap.

Baca juga: Sulit Dapat Driver Ojol, Pekerja di Jakarta: Sudah 4 Jam Enggak Ada yang “Pick Up”

"Pokoknya saya pesan dari motor hingga mobil sampai dua jam tuh masih enggak dapat driver juga. Dari pukul 16.00 WIB sampai waktu maghrib," ungkap Gita.

Melihat kondisi seperti itu, Gita sempat menyangka bahwa hujan dan macet di jam sibuk bisa menjadi penyebabnya.

"Tapi tuh jarak Pasar Rebo-Pasar Minggu dekat banget, cuma 10 menit. Dari hujan berhenti, terus hujan lagi, sampai berhenti lagi, masih saja belum dapat," tutur Gita.

Gita menyebutkan, kesulitannya dirasakan baik saat menggunakan aplikasi Gojek dan Grab.

"Saya sudah susah dapat ojol tuh selama tiga hari dari Rabu hingga kemarin," lanjutnya.

Hal senada juga dirasakan oleh Imroatus (24), yang ingin pulang ke rumah dari Mampang ke daerah Setiabudi, Jakarta Selatan di Rabu malam.

Baca juga: Cerita Pengguna Ojol, Susah Dapat Driver hingga Dibatalkan Berkali-kali...

"Saya pesan ojol dari titik jemput di Halte Mampang Prapatan, tapi harus batalin pesanan Grab sampai 3x karena driver nya terlalu jauh, atau enggak harus turunin penumpang," tutur Imroatus.

Imroatus menerangkan, waktu yang sudah menunjukkan sekitar pukul 22.00 WIB lebih membuatnya jadi sedikit terburu-buru sebelum pulang semakin larut.

"Karena estimasi di aplikasi disebutkan harus menunggu driver sampai 20 menit ya jadi saya harus batalin, tapi makin lama malah estimasi nunggunya makin bertambah (40 menit)," jelas Imroatus.

Penantiannya juga tak membuahkan hasil hingga membuat Imroatus terpaksa mencari ojek pangkalan dengan harga yang terbilang mahal.

"Karena terus-terusan enggak dapat, akhirnya naik ojek pangkalan. Itu juga lumayan tembak harga, di aplikasi sekitar Rp 17.000, eh jadi bayar Rp 30.000, padahal enggak macet juga jam segitu," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com