Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kemacetan, Ayu Mudik Naik Perahu dari Dermaga Nelayan Clincing Jakut

Kompas.com - 09/04/2024, 16:27 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang berasal dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) memilih pulang kampung lewat jalur laut dengan menaiki perahu dari Dermaga Nelayan Clincing, Jakarta Utara (Jakut) pada Selasa (9/4/2024).

Ayu salah seorang pemudik asal Bogor memilih naik perahu untuk ke kampung halamannya di Desa Pantai Sederhana, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, untuk menghindari kemacetan di jalur darat.

"Naik ini untuk menghindari kemacetan di jalur Pantura," kata Ayu ketika diwawancarai oleh Kompas.com di lokasi pada Selasa (8/4/2024).

Selain itu, Ayu mengatakan, estimasi perjalanan menggunakan perahu dianggap lebih cepat.

Baca juga: Jumlah Penumpang Bus pada Mudik Lebaran 2024 Menurun dari Tahun Lalu

Menurut Ayu, jika dirinya mudik lewat jalur darat bakal lebih jauh dan biaya yang akan dikeluarkan lebih banyak.

"Kalau lewat darat dari Jakarta berangkat jam 8.00 WIB sampai kampung jam 12.00 WIB. Kalau lewat laut berangkat jam 10.00 WIB sampai kampung bisa jam 11.00 WIB atau jam 12.00 WIB," ujarnya.

Dia pun mengatakan, transportasi perahu dari Dermaga Nelayan Clincing menuju ke Muara Gembong memang sudah beroperasi sejak lama.

Untuk biaya tiketnya juga sangat terjangkau sekitar Rp. 20.000 per orang.

Namun, saat musim mudik seperti sekarang ini, Ayu mengatakan, tiket perahu ini mengalami kenaikan menjadi Rp. 25.000.

Baca juga: Begini Tips Naik Travel yang Aman Saat Mudik

Bukan hanya untuk angkut penumpang, perahu tersebut juga bisa untuk angkut kendaraan sepeda motor dengan biaya sekitar Rp 20.000.

Ya, terjangkau (harganya) karena lebih efektif jalur laut dibanding darat," kata Ayu.

Untuk beli tiket perahu ini juga tidak sulit dan langsung bayar di tempat.

Menurut Ayu, berdasarkan pengalamannya berkali-kali naik perahu dari Dermaga Nelayan Clincing menuju Muara Gembong, tingkat keamanan dari transportasi ini sangat dipengaruhi dari kondisi cuaca.

"Kalau kita lihat dari cuaca terang begini ya Alhamdulillah aman. Kalau cuaca lagi ada angin kencang atau apa ya agak bahaya," ujarnya.

Baca juga: Mudik ke Pemalang Naik Motor, Susanto: Harga Tiket Bus Lebih Mahal

Sementara itu, ketua RT RT 003, RW 004 Kelurahan Clincing, Dani mengungkapkan, jika tidak musim mudik Lebaran, perahu ini tetap banyak penumpangnya.

Penumpang rutin perahu adalah para pedagang ikan di Muara Gembong yang belanja di Pasar Clincing atau Kalibaru.

"Yang rutin setiap hari naik perahu ini para pedagang ikan dari Gembong, Muara Bendera, itu belanjanya pada ke pasar Clincing, Kalibaru rutin," kata Dani.

Baca juga: Tradisi Menyapu Uang di Indramayu Saat Mudik Sulit Dihilangkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com