Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Kompas.com - 25/04/2024, 08:37 WIB
Rizky Syahrial,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) berinisial A (24) diamankan Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Barat karena hampir menyerang warga dan kakaknya.

A mengamuk lalu menyerang warga Rusun Bumi Cengkareng Indah (BCI) dan kakaknya dengan cutter.

"Benar dia mengamuk dan melukai kakaknya serta warga," ucap Kasatpel Suku Dinas Sosial (Sundinsos) Cengkareng Purwani saat dikonfirmasi, Rabu (24/4/2024).

Para tetangga sempat menahan A yang mengamuk. Setelah itu, warga langsung menghubungi polisi untuk mencegah A melukai orang kembali.

Baca juga: ODGJ yang Bacok Pemilik Warung di Koja Sebelumnya Sering Jadi Imam di Masjid

Kambuh

Polisi pun segera datang dan berkoordinasi dengan Sudinsos Jakarta Barat. Akhirnya, A dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol, Jakarta Barat.

"Sudah kami amankan A ke RSJ," kata Purwani.

Purwani mengatakan, A sudah sekitar empat tahun menderita gangguan jiwa. Ia pun dapat perhatian intensif dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa.

Menurut Purwani, A berani menyerang warga karena permasalahan jiwanya kambuh.

"Dia sudah ketergantungan obat," kata Purwani.

Kata Purwani, A sempat mengamuk saat dievakuasi. Beruntungnya, petugas Sudinsos Jakarta Barat berhasil meluluhkan hatinya.

"Awalnya dia mengamuk saat dievakuasi tidak mau dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol," jelas dia.

Baca juga: ODGJ yang Bacok Pemilik Warung di Koja Sering Kalungi Golok Sambil Naik Sepeda

Nekat mau tusuk sang kakak 

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cengkareng Komisaris Hasoloan Situmorang mengatakan, awalnya polisi mendapat laporan bahwa A mengamuk dan hampir menusuk kakaknya dengan cutter.

"Warga sekitar segera menghubungi Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Cengkareng Timur, untuk mengatasi situasi itu," kata Hasoloan.

Adapun Purwani membenarkan, A sempat kabur pada 14 April 2024 dan pulang ke rumahnya di Rusun Bumi Cengkareng Indah.

Kemudian, ia mendapat laporan bahwa A mengamuk di rumahnya.

"Saya cuma mendapatkan laporan dari Pak RT setempat kalau A ada di rumah dan ia tidak mau kalau dia balik ke RSJ," kata Purwani.

"Dan RT-nya telepon saya untuk membawanya ke RSJ," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com