JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Jawawi, pemulung yang tewas di dalam gubuk kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, menolak otopsi dan visum terhadap jasad Jawawi.
“Semua pihak keluarga, yang ada di kampung, menolak untuk dilakukan otopsi dan visum terhadap jenazah,” ujar tetangga korban bernama Edo di lokasi, Jumat (3/5/2024).
Edo mengungkapkan, keluarga korban telah menerima kenyataan bahwa yang bersangkutan meninggal dunia karena sakit.
Keluarga korban telah meyakini tidak ada hal yang mencurigakan dari kematian Jawawi.
Baca juga: Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi
“Keluarga sudah ikhlas, keluarga ingin jenazah langsung dibawa ke kampung halaman di Pati, Jawa Tengah,” tutur dia.
Di lain sisi, pantauan Kompas.com di lokasi, keinginan keluarga korban disambut baik oleh pihak kepolisian.
Setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak, penyidik dari Polsek Jagakarsa mempersilahkan pihak keluarga untuk langsung memulasarakan jenazah tanpa visum atau otopsi.
“Silakan jika memang ingin langsung dimandikan dan dibawa ke kampung halaman. Kami persilahkan,” ujar salah satu penyidik di lokasi.
Baca juga: Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun
Tetangga korban yang tinggal di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) kemudian langsung mempersiapkan berbagai hal untuk memandikan jenazah.
Setelah itu, jenazah Jawawi langsung dibawa menggunakan ambulans ke Pati.
Sebagai informasi, Jawawi ditemukan tak bernyawa sekitar pukul 05.00 WIB.
Ia ditemukan tewas di dalam gubuk oleh tetangganya yang juga berprofesi sebagai pemulung.
Tetangga korban kemudian meminta pertolongan ke puskesmas terdekat untuk diperiksa.
Setelah diperiksa oleh tim dokter, Jawawi dinyatakan sudah meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.