Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kompas.com - 03/05/2024, 22:31 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sebuah mobil Honda HRV putih disebut melaju dengan kecepatan hingga 100 km/jam sebelum menabrak bus kuning Universitas Indonesia (Bikun UI) di Hutan Kota UI, Jumat (3/5/2024).

"Ngebutnya gila, gila benar. Perkiraan saya itu speed mobilnya bisa 100 km/jam, karena kan jalanan kosong, lurus lagi," kata petugas keamanan UI, Junaedi, saat ditemui Kompas com di UI, Jumat.

Insiden yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 14.30 WIB berawal saat HR-V diduga meningkatkan laju kecepatan mobilnya saat memasuki kawasan Hutan Kota dari arah Fakultas Teknik UI.

"Mobil tuh dari arah FT, lalu Bikun UI dari arah berlawanan tapi ada di jalurnya sendiri untuk putar balik. Begitu sampai di haluan, supir bus sedang membelokkan kendaraannya, mobilnya langsung nabrak," ungkap Junaedi.

Baca juga: Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Akibatnya, mobil langsung ringsek, terutama di sisi kanan dan depan mobil.

"Busnya juga ringsek di sisi kiri, tapi kebetulan kalau bus lagi muter, itu artinya bus sudah menurunkan semua penumpang di Halte Asrama. Jadi, bus memang sudah dalam keadaan kosong," jelas Junaedi.

Berbeda dengan bus, di dalam mobil terdapat tiga orang termasuk pengemudi, yang sempat terjebak dan membutuhkan waktu untuk dievakuasi.

"Bertiga dia (di dalam mobil), cowok semua. Dua penumpang itu enggak terlihat terluka, tapi syok," ucap Junaedi.

Baca juga: Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

"Kalau dua teman lainnya (selain pengemudi) langsung bisa dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit," ujar Junaedi

Sedangkan nasib sang pengemudi mobil jadi satu-satunya yang alami luka terbuka karena  kakinya terjepit.

"Evakuasinya sampai harus menghancurkan pintu mobil sebelah pengemudi, kaca mobil depan harus ditarik pakai derek. Jadi memang susah biar kaki pengemudinya enggak nyangkut lagi," lanjut Junaedi.

Proses evakuasi korban baru selesai sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung dibawa ke RSUI untuk menerima perawatan lebih lanjut.

"Kami langsung bungkus mobilnya, soalnya takut ada permintaan dari lakalantas untuk olah TKP," lanjutnya.

Diketahui, polisi dari Polres Depok juga sudah datang ke TKP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com