Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Kompas.com - 16/05/2024, 06:46 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para orangtua calon taruna (catar) tahun akademik 2024 meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempertimbangkan kembali kebijakan penundaan seleksi mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.

"Kami selaku perwakilan orangtua meminta Kemenhub menijau kembali atas pernyataan yang disampaikan oleh Menhub Budi Karya Sumadi (tentang ditundanya penerimaan mahasiswa baru STIP)," ucap Jarry Rinaldi (50) Koordinator forum orangtua catar STIP Jakarta 2024 di Markas Korps Alumni Akademi Ilmu Pelayaran, Koja, Jakarta Utara, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: 436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

Para orangtua catar berharap agar STIP membatalkan surat pernyataan tentang penundaan seleksi mahasiswa baru yang dikeluarkan pada Sabtu (11/5/2024).

Selain itu, mereka juga mendorong agar STIP kembali melanjutkan seleksi mahasiswa baru sesuai jadwal yang sudah dikeluarkan.

Sejauh ini, para catar STIP tahun 2024 sudah melakukan tes pertama di bidang akademik.

Tes kedua, yakni fisik, seharusnya dilaksanakan pada Senin (13/5/2024). Namun gagal karena adanya surat pernyataan penundaan seleksi mahasiswa baru STIP.

Padahal, para catar sudah mengeluarkan uang kurang lebih Rp 2 juta untuk pendaftaran dan mengikuti serangkaian tes.

Para orangtua tak hanya menyayangkan biaya yang sudah dikeluarkan, tetapi juga keputusan Menhub yang tiba-tiba melakukan moratorium di tengah proses seleksi.

Baca juga: Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

"Bukan cuma biaya sebenarnya, yang sangat disayangkan adalah melakukan moratorium kan seharusnya bukan di tengah-tengah orang melakukan test," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Kemenhub menunda seleksi penerimaan catar STIP di tahun 2024 karena kasus tewasnya taruna Putu Satria Ananta Rustika (19) yang dianiaya oleh seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21).

Bukan hanya Tegar, tiga taruna lain berinisial A, W, dan K juga ditetapkan menjadi tersangka usai terbukti ikut memperlancar aksi penganiayaan itu.

Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hati hingga terkapar. Selain itu, ia juga menarik lidah Putu hingga jalur pernapasannya tertutup.

Saat dilarikan ke klinik STIP, nadi Putu sudah tidak lagi berdenyut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com