Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Kompas.com - 20/05/2024, 16:04 WIB
Rizky Syahrial,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah restoran di Jalan Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ditutup paksa oleh pemilik lahan. Hal itu dikarenakan adanya laporan yang menyebut restoran tersebut mengganggu kenyamanan warga.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, Senin (20/5/2024), terlihat tak ada aktivitas di dalam restoran tersebut. Lampu di dalam restoran juga terlihat mati.

Sementara itu, pagar restoran yang berkelir kuning juga tertutup rapat dan digembok. 

Baca juga: Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Salah satu warga bernama Agus (55) menuturkan, pemilik lahan dan beberapa warga telah menutup paksa restoran itu pada Kamis (16/5/2024).

Penutupan dilakukan karena restoran tersebut dianggap mengganggu kenyamanan warga sekitar.

"Ya kerap mengganggu warga, apalagi kalau malam ada live music ya, itu berisik sekali," tutur Agus saat diwawancarai di lokasi.

Agus mengatakan, restoran ini buka sejak dua tahun lalu. Banyak anak muda yang kerap nongkrong sampai larut malam di lokasi tersebut.

Namun, Agus tak tahu siapa warga yang melaporkan hal ini ke pemilik lahan.

"Yang saya tahu, tiba-tiba restoran sudah ditutup saja," jelas Agus.

Dihubungi terpisah, pemilik lahan bernama Asmat membenarkan bahwa ada warga yang terganggu dengan operasional restoran tersebut.

"Ya ada laporan warga merasa terganggu dengan musik setiap malam minggu," jelas Asmat.

Baca juga: Penyelenggara Study Tour di Depok Diimbau Ajukan Permohonan Ramp Check Kendaraan ke Dishub

Namun, Asmat mengaku menutup restoran itu karena ada permasalahan sewa.

"Kan sudah berakhir penggunaan lahan pada akhir 2023. Saya kasih toleransi sampai tanggal 8 Mei 2024. Maksudnya untuk pengosongan tempat, tapi beroperasi terus," jelas Asmat.

Sementara itu, pemilik restoran bernama Vivi mengaku sudah ada perjanjian untuk menambah masa sewa. Namun, pemilik lahan tidak mengizinkan untuk penambahan masa sewa.

"Pemilik tidak bersedia. Tidak mau, padahal sudah ada perjanjian," jelas Vivi saat dihubungi.

Vivi mengaku semua izin sudah diurus. Namun, pemilik lahan tetap tak mengizinkannya menambah masa sewa.

"Padahal, izin kami lengkap, tapi dihalangi dengan berbagai alasan," jelas dia.

Baca juga: Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan Study Tour

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Megapolitan
Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Megapolitan
Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com