Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Kompas.com - 21/05/2024, 06:05 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat jenis Tecnam P2006T yang jatuh di tepi Lapangan Sunburst, Jalan Boulevard BSD Timur, Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (19/5/2024), milik seseorang yang tergabung dalam komunitas Indonesia Flying Club (IFC).

Tiga awak pesawat rute Tanjung Lesung-Pondok Cabe ini meninggal dunia dalam kecelakaan itu. Ketiganya bernama Pulu Darmawan (pilot), Suanda (co-pilot), dan Farid Ahmad (teknisi).

Dua orang korban meninggal dunia terjebak di dalam pesawat. Sementara, seorang lain meninggal usai terlempar keluar.

Saat pesawat jatuh, hujan dengan intensitas tinggi tengah mengguyur kawasan Serpong dan sekitarnya.

Baca juga: KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Survei landasan

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, penerbangan pesawat Tecnam P2006T dalam rangka survei landasan baru di Bandara Salakanagara Tanjung Lesung.

Dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia Flying Club sebagai pemilik pesawat tersebut akan mengadakan sebuah acara.

“Mereka mengadakan survei yang di mana, yang kami dengar, Indonesia Flying Club IFC ini akan punya acara apa, saya enggak tahu, ulang tahun atau apa, ada acara kumpul-kumpul di Tanjung Lesung,” ujar Soerjanto saat ditemui di kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).

“Nah, mereka pada saat itu mencoba airstrip yang ada di Tanjung Lesung itu. Airstrip-nya katanya baru dan pesawat ini uji coba untuk ke sana, untuk landing dan take off  kembali. Terus kemudian kembali ke Pondok Cabe,” ungkap Soerjanto.

Baca juga: KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya Black Box

Kode "Tolong Aku" ke menara pengawas

Soerjanto berujar, pilot sempat menghubungi petugas menara pengawas di Bandara Halim Perdanakusuma dan Cengkareng sebelum akhirnya hilang kontak.

“Memang kami juga sudah tahu, mereka mengontak terakhir itu, mereka kontak menara kontrol dari Halim,” ujar Soerjanto.

“Juga mereka sempat melakukan percakapan dengan menara kontrol dari Cengkareng,” lanjutnya.

Kendati demikian, KNKT sebagai lembaga yang menyelidi penyebab pesawat ini jatuh belum mengetahui apa isi percakapan tersebut.

Sebelum hilang kontak, awak pesawat juga sempat meminta tolong dengan berteriak “Mayday! Mayday!”.

Baca juga: Isak Tangis Istri Korban Pesawat Jatuh di BSD Iringi Kepulangan Jenazah

"Infomasi awal dari Tanjung Lesung mau kembali ke Pondok cabe. Terus, ada ‘Mayday! Mayday!’, habis itu hilang kontak,” kata Kapolres Metro Tangerang Selatan AKBP Ibnu Bagus Santoso di Lapangan Sunburst, Minggu.

Mayday merupakan salah satu sandi di dunia penerbangan yang berarti "tolong aku".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com