Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Kompas.com - 21/05/2024, 13:34 WIB
Ruby Rachmadina,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Polresta Bogor Kota melibatkan sejumlah ahli untuk mengusut kasus pembunuhan Andriana Yubelia Noven Cahya alias Noven (18) yang ditusuk orang tak dikenal di gang Jalan Riau, Baranangsiang, Kota Bogor, Selasa (8/1/2019).

“Kami akan melakukan pembuktian secara scientific berkoordinasi dengan beberapa ahli atau pakar, pertama ahli psikologi forensik, dikuatkan ahli kriminolog, terakhir ada ahli gestur tubuh,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Luthfi Olot Gigantara kepada Kompas.com, Selasa (21/5/2024).

Namun, Luthfi belum bisa memastikan kapan para ahli itu akan dimintai keterangannya.

Baca juga: Kronologi Penusukan Noven, Siswi SMK di Bogor

Menurut dia, keterangan ahli diperlukan untuk mengungkap siapa pembunuh Noven. Salah satunya ahli gestur.

Sebab, pelaku memiliki ciri-ciri khusus yang sempat terekam kamera closed circuit television (CCTV) di dekat lokasi penusukan.

“Terekam dalam CCTV, terduga pelaku memiliki ciri khas tersendiri, dengan tangan yang kepegang ke arah dagu dan cara jalan yang mana nanti bisa membantu kami, menambah keyakinan kami dalam hal penetapan tersangka,” kata Luthfi.

Selain memeriksa saksi, penyidik juga tengan memeriksa lima orang terduga pelaku. Lima orang ini memiliki ciri-ciri yang mirip dengan pelaku yang sempat terekam kamera CCTV.

Namun, Luthfi belum bisa memastikan apakah satu dari lima orang itu merupakan pembunuh Noven mengingat minimnya bukti yang dikantongi penyidik.

Baca juga: 5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

“Ada lima kandidat yang sedang kita kerucutkan. Namun, belum ada bukti pendukung yang kuat untuk menetapkan kandidat sebagai tersangka. Kami masih mencoba lagi alat bukti yang lainnya, kandidat-kandidat ini apakah bisa ditetapkan sebagai tersangka atau tidak,” ujarnya.

Lutfi mengakui, pihaknya masih kesulitan mengungkap siapa dalang pembunuhan Noven. Pasalnya, sejauh ini penyidik masih kesulitan mengidentifikasi wajah pelaku dari CCTV.

“Kami masih belum bisa memberikan data yang lengkap atau kandidat yang jelas karena CCTV yang diberikan masih buram,” ujarnya.

Tak hanya itu, polisi juga mengalami kendala saat mencari identitas diri pelaku. Hal ini disebabkan terduga pelaku masih di bawah umur dan belum melakukan rekam E-KTP saat peristiwa terjadi.

“Kami berjanji akan melakukan penyelidikan sampai tuntas. Tidak ada kejahatan yang sempurna dan kami buktikan bahwa kami bisa mengungkap peristiwa ini,” ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Noven, siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Bogor, Jawa Barat, menjadi korban penusukan, Selasa (8/1/2019).

Saat itu, Noven baru saja selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya sekitar pukul 15.15 WIB.

Dia kemudian pulang ke indekos yang berada di belakang sekolahnya.

Saat tiba di sebuah gang kecil yang merupakan akses jalan tembusan ke tempat kosnya itu, tiba-tiba seorang pria langsung menusuk Noven dan melarikan diri. Kejadian itu terekam oleh kamera CCTV yang terpasang di sekitar lokasi kejadian.

Baca juga: Pembunuhan Noven, Kasus yang Belum Tuntas pada 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com